SEMARANGKU - Rusia akan mengungkap kesepakatan dengan AstraZeneca untuk memproduksi vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi raksasa tersebut dan Universitas Oxford.
Informasi ini keluar dari kepala Dana Kesejahteraan Rusia hari Jumat kemarin dan menunjukkan bukti bahwa Moskow tidak perlu mencuri data vaksin seperti yang dituduhkan selama ini.
Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis bahwa peretas yang didukung oleh negara Rusia berusaha mencuri data vaksin Covid-19 dan data penelitian perawatan dari lembaga akademik dan farmasi di seluruh dunia, tuduhan ini dibantah langsung oleh Kremlin.
Baca Juga: Sekelompok Hacker Rusia Bernama Cozy Bear, Coba Retas dan Curi Data Vaksin Covid-19 Negara Lain
Kirill Dmitriev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Jumat bahwa Moskow tidak perlu mencuri rahasia karena sudah memiliki kesepakatan dengan AstraZeneca untuk memproduksi vaksin Inggris di Rusia.
"AstraZeneca sudah memiliki perjanjian dengan R-Pharm (perusahaan portofolio Rusia) tentang pelokalan lengkap dan produksi vaksin Oxford di Rusia," kata Dmitriev yang secara resmi diumumkan Jumat malam.
Baca Juga: Universitas di Russia Selesaikan Uji Klinis Vaksin Covid-19
"Tidak ada yang perlu dicuri," Dmitriev, yang terlibat dalam koordinasi pembuatan vaksin dalam negeri Rusia sendiri, kepada Reuters. "Semuanya akan diberikan ke Rusia."
AstraZeneca tidak segera menanggapi komentar, tetapi mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan Rusia dan negara-negara lain tentang penawaran pasokan untuk vaksin virus corona.