Warga Afghanistan Pilih Berdesakan di Kamar Mandi Daripada Temui Pasukan Taliban

21 Agustus 2021, 20:30 WIB
Warga Afghanistan Pilih Berdesakan di Kamar Mandi Daripada Temui Pasukan Taliban /REUTERS/Stringer

SEMARANGKU – Taliban diketahui telah mendatangi rumah-rumah warga Afghanistan dengan senjata dan mengetuk pintu setiap rumah.

Salah satu rumah dengan 16 orang di dalamnya berdesakan di kamar mandi, mematikan HP dan menutup mulut anak-anak agar tetap diam.

Warga Afghanistan ketakutan ketika Taliban datangi rumah mereka dan bersembunyi dalam kamar mandi.

Baca Juga: Perdana Menteri Inggris Mengatakan Pihaknya Akan Bekerja dengan Taliban Jika Perlu

Sebelumnya diketahui bahwa Taliban telah berjanji mereka tidak akan dendam dan membalas warga Afghanistan.

Taliban juga sempat mengatakan bahwa pihaknya akan mengharigai hak-hak perempuan untuk belajar maupun bekerja sesuai dengan syariat Islam.

Walaupun begitu, ternyata janji-janji Taliban tidak dapat dipercaya oleh warga Afghanistan yang sebelumnya telah menyaksikan pembantaian atas keluarganya.

Seperti salah satu keluarga di Afghanistan yang tidak disebutkan dengan jelas identitasnya.

Baca Juga: Taliban Bakar Wanita Afghanistan Hanya Hal Sepele Karena Tidak Pandai Memasak

Keluarga tersebut mengaku bahwa mereka tidak mau mengambil resiko apa pun serta berharap kepada Taliban.

Dua anggota keluarganya terbunuh dalam beberapa tahun terakhir dan mereka telah menyaksikan pembunuhan di seluruh Afghanistan selama 12 bulan terakhir.

“Keluarga saya ketakutan. Setiap detik mereka melihat sebuah mobil lewat di jalan, mereka lari ke kamar mandi,” ujar salah satu anggota keluarga dikutip Semarangku melalui Reuters.

“Makanan terbatas dan harga naik," katanya. "Situasi untuk keluarga saya sangat buruk.”

Aktivis, wanita, mantan pejabat, jurnalis, mantan tentara, dan anggota badan intelijen yang sekarang sudah tidak aktif percaya bahwa mereka memiliki alasan untuk mengkhawatirkan keselamatannya.

Meskipun Taliban menjamin bahwa mereka tidak akan membalas dendam dan akan memberikan hak-hak perempuan.

Alasannya adalah warga Afghanistan masih teringat akan  penegakan brutal Taliban terhadap hukum Islam versi mereka terakhir kali mereka berkuasa.

Mereka juga masih mengingat kematian sejumlah orang yang bekerja untuk mempertahankan versi Islam liberal di Afghanistan selama setahun terakhir.

Bahkan dua pejabat pemerintahan berbicara dan mengatakan bahwa dia dan keluarganya telah mencoba kabur namun gagal.

“Tidak ada kepercayaan,” katanya, mengacu pada komentar publik Taliban awal pekan ini.

Seperti diketahui pula bahwa ribuan orang telah berusaha melarikan diri dan pemerintah asing telah berusaha untuk mengevakuasi orang-orang di Kabul.

Mantan pejabat Afghanistan lainnya mengaku bahwa Taliban tampaknya telah mengetaui rincian pekerjaan dan harta bendanya ketika mereka muncul untuk menginterogasi.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler