Ilmuwan Sebut Supervolcano Toba, Yellowstone dan Taupo Perlu Dipantau, Ada Apa?

- 28 Juli 2021, 17:32 WIB
Ilustrasi letusan gunung berapi, ilmuwan menyerukan penelitian dan pemantauan lebih lanjut tentang Supervolcano Toba, Yellowstone, dan Taupo/pixabay/Pexels
Ilustrasi letusan gunung berapi, ilmuwan menyerukan penelitian dan pemantauan lebih lanjut tentang Supervolcano Toba, Yellowstone, dan Taupo/pixabay/Pexels /

Tim ilmuwan meninjau secara mendalam letusan Supervolcano Taupo di Selandia Baru yang terjadi relatif baru pada 25.400 tahun yang lalu.

Meskipun sudah secara mendalam, para ilmuwan belum menemukan model tentang bagaimana letusan Supervolcano Taupo dimulai.

Hasil tersebut membuat prediksi letusan Supervolcano Taupo di masa depan menjadi masalah.

Tim ilmuwan dari Universitas Cardiff menemukan letusan Supervolcano Toba yang sangat mendadak ditandai dengan runtuhnya langsung atap bilik gunung.

Sedangkan ilmuwan menemukan letusan Supervolcano Taupo berlangsung lebih lambat daripada Toba.

Supervolcano Taupo menyimpan selimut abu yang besar sebelum kalderanya runtuh dan berkembang perlahan-lahan dengan sejumlah jeda selama beberapa bulan.

Jumlah magma yang dimuntahkan oleh tiap Supervolcano bervariasi dari letusan ke letusan.

Para ilmuwan perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk memantau sistem Supervolcano untuk memahami bagaimana mereka berperilaku sekarang dan di masa depan.

Menurut Dr George Cooper dari Studi Ilmu Bumi dan Lingkungan Universitas Cardiff, ahli geologi perlu memahami apa yang normal dan tidak normal pada Supervolcano.

Sehingga kita lebih siap ketika Supervolcano menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang tidak biasa.

Halaman:

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah