Soal Rencana Karantina Pemudik, Ganjar Usul Pemkot Solo Buat Hal Ini untuk Cegah Sebaran Covid-19

- 10 Desember 2020, 17:02 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.*
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.* /Dok. Humas Pemprov Jateng

SEMARANGKU – Terkait rencana karantina pemudik, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usulkan Pemerintah Kota Solo membuat hal berikut ini untuk cegah penyebaran Covid-19.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Kota atau Pemkot Solo untuk membuat call center berkaitan dengan rencana karantina pemudik selama 14 hari.

Call center dibutuhkan agar masyarakat bisa berkomunikasi tentang kebijakan yang diambil oleh Pemkot Solo tersebut.

Baca Juga: Nominasi Seoul Music Awards SMA 2021 atau ke-30 Diumumkan, Cek Idolamu dan Jadwal Voting-nya

Baca Juga: Polda Metro Jaya Tetapkan Habib Rizieq dan 5 Panitia Sebagai Tersangka Kasus Kerumunan Petamburan

Sebelumnya Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmon mewacanakan akan mengkarantina pemudik pada libur panjang akhir tahun selama 14 hari.

Rencananya, pendatang akan dikarantina di rumah karantina Technopark, Jebres, selama 14 hari sesuai rencana.

"Pak Wali Kota sudah bicara pada saya, sebenarnya dia ingin membuat equal treathment, jadi perlakuan yang sama. Dan kondisi Covid-19 di Jateng ini perlu pengendalian cukup serius. Saya kira, ide pak Wali Kota mengkarantina mereka yang datang dari luar itu baik," kata Ganjar ditemui di kantornya, Kamis (10/12).

Masyarakat yang ingin masuk ke Solo lanjut Ganjar diminta melakukan komunikasi. Disinilah lanjut dia, pentingnya call center sebagai tempat komunikasi dan menerima laporan dari masyarakat agar semua berjalan lancar.

Baca Juga: FPI Klaim Laskar yang Kawal HRS Tak Bersenjata, Anggota DPR: Kalau Ada Bukti Silakan Bicara

Baca Juga: Suaminya, Bobby Nasution, Menang di Quick Count Pilkada Medan, Anak Jokowi Unggah Ini di Instagram

"Sehingga ada cara berkomunikasi. Dalam hal-hal tertentu seperti mungkin kondisi darurat dan sebagainya, bisa dikendalikan," ucapnya.

Solo raya lanjut Ganjar memang perlu dikendalikan. Mengingat, daerah itu masih tinggi penyebaran Covid-19. Meski begitu, Ganjar meminta agar kebijakan karantina bagi setiap pendatang dikomunikasikan dengan masyarakat.

"Menurut saya itu cara yang baik, sehingga orang tidak keluar masuk dan tidak terkontrol. Apalagi, mereka yang tidak pernah tahu kondisinya, apakah dalam kondisi sehat atau tidak. Saya minta masyarakat tidak berpikir negatif, karena pak Wali Kota ingin betul-betul memberikan perlindungan pada warganya agar semua selamat," tegasnya.

Baca Juga: Beredar Luas, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Soal 6 Laskar FPI yang Ditembak Mati, Cek di Sini

Baca Juga: 39 Desa di Jateng Pilkades, Ganjar Bakal Lakukan Ini, Hasil Belajar dari Pilkada Serentak 2020

Ganjar juga mendukung rencana Pemkot Semarang melakukan penutupan di sejumlah ruas jalan utama. Keputusan itu lanjut Ganjar penting untuk mengurangi potensi-potensi kerumunan.

"Sensitivitas kepala daerah menjadi penting. Ketika ini masih tinggi Covid-19, maka segera dilakukan tindakan untuk mengurangi potensi kerumunan. Apakah menutup jalan, memberlakukan jam malam serta patroli yang diketatkan. Saya kira, ide pak Hendi ini baik dan saya apresiasi karena sudah mengkomunikasikan pada masyarakat sejak awal," katanya.

Ganjar juga meminta daerah-daerah lain di Jateng untuk melakukan pengetatan. Kontrol terhadap potensi-potensi kerumunan harus diperketat agar masyarakat sadar bahwa kondisi saat ini belum baik.

Baca Juga: Serikat Jurnalis Palestina Desak PBB Usut Pembunuhan Wartawan Oleh Tentara Israel

Baca Juga: Sambangi Pasien Covid-19 OTG dan Minta Bercerita Pengalaman, Ganjar: Supaya Tidak Menyepelekan

"Pemerintah harus mengintervensi dengan cara-cara yang bisa mengurangi kerumunan. Saya tidak pernah bosan mengingatkan, kurangi kerumunan apapun yang terjadi," imbuhnya.

Akan tetapi, Ganjar meminta tidak semua kegiatan masyarakat dilarang. Misalnya acara pernikahan, boleh dilaksanakan asal tertib dan jumlahnya terbatas.

"Lebih baik resepsi ditunda dulu, yang penting akadnya dilaksanakan. Sama juga dengan perayaan hari besar agama, boleh dilaksanakan dengan jumlah terbatas.

"Selebihnya bisa dilaksanakan melalui streaming. Mungkin rasanya beda, tapi kondisi ini yang bisa disiasati. Saya minta seluruh Bupati/Wali Kota di Jateng peduli dengan kondisi masing-masing, dan berikhtiar mengurangi kerumunan. Karena, kerumunan itulah Covid-19 mudah menyebar," tutupnya.***

Editor: Meilia Mulyaningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah