Tinjau Korban Banjir Kebumen Ganjar Pranowo Naik Perahu Kayuh Bambu Demi Bertemu Warga Terisolir

3 November 2020, 17:48 WIB
/

SEMARANGKU - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tinjau korban banjir Kebumen dengan naik perahu dan kayuh pakai bambu karena dusun terisolir terendam luapan banjir.

Banjir Kebumen yang cukup dahsyat tersebut membuat sebuah dusun Grumbul Nusapule Desa Plangkapan Kecamatan Tambak Banyumas terisolir dari dunia luar.

Ingin melihat langsung dan temui warga yang terisolir Ganjar Pranowo gunakan perahu untuk capai dusun dan bertemu warganya.

Ada total sebanyak 120 warga yang ada di dusun itu kesulitan beraktivitas karena satu-satunya akses jalan terendam banjir yang melanda beberapa wilayah di Kebumen.

Baca Juga: Hendrar Prihadi Positif Covid-19? Banjir Doa dari Netizen untuk Kesembuhan Walikota Semarang di IG

Baca Juga: Jadwal Terbaru Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 di Bank BRI, BNI, BTN, dan Mandiri

Kerusakan cukup parah akibat banjir Kebumen ini, rumah-rumah warga yang ada di dusun itu juga tergenang. Ketinggian air berkisar antara 40-80 cm.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang meninjau lokasi banjir Kebumen menyempatkan diri mampir di dusun itu pada Selasa (3/11) kemarin.

Tujuannya untuk memastikan kondisi masyarakat yang ada di sana aman. Untuk menuju dusun Grumbul Nusapule, Ganjar harus menaiki perahu kayu yang didayung atau kayuh menggunakan bambu.

Baca Juga: 7 Golongan yang Pasti Gagal Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11 dan Dapat Insentif, Cek Nama di Sini

Baca Juga: Biaya Umrah Mengalami Kenaikan Hingga Rp10 juta, Ini Penjelasan AMPHURI Jawa Barat

Jarak yang ditempuh dari desa terdekat sekitar 10 menit dengan menggunakan perahu itu. Perahu menjadi akses yang paling aman, mengingat jalan menuju lokasi dusun terendam banjir cukup tinggi.

Setibanya di lokasi, Ganjar Pranowo yang didampingi Bupati Banyumas, Achmad Husein berdialog dengan warga. Setelah memastikan semua aman, Ganjar Pranowo mencoba mencari solusi dengan menggali informasi dari warga.

Menurut keterangan salah satu warga, Muhroni,70, dusun itu selalu banjir saat musim penghujan. Namun saat kemarau, masyarakat sekitar kesulitan mendapatkan air bersih.

Baca Juga: Kuota Internet Gratis 20, 35, 50 GB Bakal Cair Lagi di November, Ini Cara Daftar Agar Cair di HP-mu

Baca Juga: Menkes Terawan Ikut Resmikan Gedung Isolasi Covid-19 di Kebumen Bersama Menko PMK dan Ganjar Pranowo

"Setiap hujan pasti banjir, kalau banjir ya aktivitas warga pakai perahu. Soalnya kalau jalan nggak bisa, jalannya tergenang," katanya.

Meski begitu, warga masih memilih bertahan di tempat itu. Alasannya, rumah mereka belum tergenang. "Nggak ngungsi, karena rumahnya belum kebanjiran. Semua warga disini bertahan, kebutuhan makan ya seadanya," imbuhnya.

Namun setiap musim kemarau, Muhroni menerangkan warga desa kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga, untuk pemenuhan sehari-hari, warga harus membeli air bersih itu.

Baca Juga: Besok Terakhir! Update Syarat Hingga Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11 di Sini, Buruan

Baca Juga: Resmi Disahkan! Omnibus Law UU Cipta Kerja Digugat oleh Elemen Buruh ke Mahkamah Konsitusi

Mendengar itu, Ganjar kemudian mengusulkan agar area persawahan yang membentang luas di sekeliling desa, yang setiap hujan selalu banjir untuk dibuat embung. Sebab, kontur area di sana berupa cekungan dan selalu banjir saat musim penghujan.

"Karena ini daerah cekungan, tadi saya usulkan pada Kades dan warga, kenapa tidak dibuat embung sekalian. Apalagi kalau kemarau katanya airnya beli, dan saat hujan selalu kebanjiran. Tadi katanya, setahun bisa banjir dua kali," katanya.

Menurut Ganjar, dengan pembuatan embung maka bencana banjir akan tertangani. Hujan akan ditampung dan dapat diolah sebagai sumber air bersih saat musim kemarau tiba. Apalagi, warga di dusun itu hanya 30 kk, sehingga kebutuhan air pasti bisa terpenuhi dengan dibangunnya embung itu.

Baca Juga: Kapan Kuota Internet Gratis Kemdikbud Cair Lagi? Cek Jadwal, Syarat, dan Jumlah Kuotanya di Sini

Baca Juga: Live Streaming Liga Champions Real Madrid vs Inter Milan Big Match Siaran Langsung SCTV Malam Ini

"Maka saya tawarkan, silahkan pak Kades berembug, kalau bisa membuat BUMDes kemudian ada penyertaan asetnya warga ini. Kalau soal pembangunan embung, biar saya dan pak Bupati yang bangun," terangnya.

Selain menangani masalah banjir saat hujan dan kebutuhan air saat kemarau, pembangunan embung di wilayah itu lanjut Ganjar Pranowo dapat dioptimalkan untuk wisata. Selain itu, masyarakat juga bisa mengoptimalkan embung untuk budidaya perikanan dan lainnya.

"Ini kalau jadi embung bisa jadi destinasi wisata yang bagus. Tinggal nanti saya minta dibicarakan, kalau siap silahkan lapor saya," pungkasnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kecam Emmanuel Macron Teroris Tidak Ada Hubunganya Dengan Agama Apapun

Baca Juga: Ganjar Pranowo Temukan Fakta Mengejutkan Dibalik Banjir Kebumen, Ternyata Ada yang Sengaja

Sementara itu, Kepala Desa Plangkapan, Sujiyanto menanggapi serius usulan Ganjar untuk menjadikan area itu menjadi embung. Sujiyanto mengatakan akan membahas bersama warga.

"Nanti kami akan kumpulkan warga termasuk mereka yang punya tanah. Nanti kami musyawarahkan di tingkat desa," pungkasnya. ***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler