Pemkot Semarang Genjot Indeks Pembangunan Manusia Lewat JKN-KIS

31 Desember 2021, 20:05 WIB
Pemkot Semarang menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya JKN-KIS. /Zona Surabaya Raya/PRMN/Julian Romadhon

SEMARANGKU – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch. Abdul Hakam memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Program JKN-KIS di Kota Semarang. 

Menurut Hakam, itulah sebabnya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN-KIS di Semarang dinilai begitu baik oleh masyarakat.

Salah satu terobosan yang diusung oleh Hakam adalah pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan bagi SDM Puskesmas secara daring.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Upayakan Pekerja Perempuan Sektor Informal Dapat Fasilitas BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

“Pelatihan itu semata-mata ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,” tuturnya, Jumat 31 Desember 2021.

“Puskesmas di Semarang sendiri sebelumnya memiliki 5G, tetapi sekarang sudah 7G yakni Gak antre, Go cashless, Gratis, Gak repot, Gesit, Gak lemot dan Gemati. Dengan tujuh tagline ini mudah-mudahan akan memperbaiki mutu layanan kesehatan yang ada di Kota Semarang,” tutur Hakam.

Ia menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab dari Dinas Kesehatan saja.

Peningkatan derajat kesehatan merupakan salah satu hal pokok yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang.

Baca Juga: Kemnaker Terima 8 Juta Data Calon Penerima BSU dari BPJS, Percepat BLT Subsidi Gaji 2021

Untuk meningkatkan semangat sinergi antar instansi, Pemerintah Kota Semarang melakukan peningkatan kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi pendidikan dan kesehatan.

Selain peningkatan mutu layanan kuratif, hal yang menjadi konsentrasi Hakam adalah upaya promotif dan preventif terhadap kasus penyakit tidak menular melalui Program Lawang Sewu, alias Layanan Warga Semarang Setiap Waktu.

Melalui program ini, Pemerintah Kota Semarang memetakan daerah yang warganya berpotensi diabetes meiltus dan hipertensi.

“Rekan-rekan di Puskesmas akan melakukan skrining bagi remaja di bawah usia 18 tahun dengan pengecekan indeks masa tubuh secara langsung dan BPJS Kesehatan melalui fitur skrining riwayat kesehatan di Mobile JKN,” tambah Hakam.

Terakhir, Hakam berpesan kepada generasi muda di kota Semarang untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.

Menurut WHO, penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu orang ke orang lain 

Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini mulai bergeser dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak menular.

Penyebab kematian utama penduduk semua golongan umur pada saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti stroke, hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit jantung dan pernapasan kronik.

“Mereka boleh makan apa saja, namun perlu adanya usaha untuk perbaiki life style, mengingat itu merupakan kunci pengelolaan kesehatan sejak dini,” tandasnya. ***

Editor: Mahendra Smg

Tags

Terkini

Terpopuler