Nyamuk Demam Berdarah Menggila di Jateng, Tecatat Ada 2.170 Kasus dengan 56 Korban Meinggal

22 November 2021, 20:05 WIB
Nyamuk demam berdarah di Jateng menggila hingga ditemukan ada 2.170 kasus DBD, bahkan ada yang meninggal. /Wikilmages/Pixabay

SEMARANGKU – Pancaroba atau pergantian musim seperti sekarang menjadikan nyamyk demam berdarah makin menggila menyebarkan virus DBD.

Di Jateng, total ada 2.170 kasus DBD sepanjang Januari-September 2021. Dari angka itu, 56 orang meninggal dunia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Jateng, Irma Makiah mengaku telah melakukan langkah strategis.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Krisis Iklim Membuat Umat Manusia Beresiko Kena Malaria dan Demam Berdarah

Hal itu dengan menyelenggarakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan di 35 kabupaten/ kota.

Koordinasi itu dilakukan untuk memantapkan strategi pengendalian penyakit utamanya penyakit tular vektor dan zoonosis (penyakit yang dibawa oleh hewan). Penyakit ini termasuk yang rentan terjadi saat pancaroba.

Dijelaskan, kewaspadaan itu penting walaupun hampir dua tahun terakhir angka kasus penyakit itu turun.

“Kesiapsiagaan dari logistik baik dari provinsi maupun dari kabupaten atau kota. Kemudian pemberdayaan masyarakat untuk ikut menanggulangi vektor nyamuk atau tikus,” jelasnya, Senin 22 November 2021.

Baca Juga: Peringati Hari Demam Berdarah ASEAN, Kemenkes RI Waspadai Perbedaan Pola Gejala Demam di Masa Pandemi Covid-19

“Lalu, untuk kader juru pemantau jentik (Jumantik) termasuk di tingkat sekolah, karena PTM sudah mulai berjalan. Itu perlu koordinasi lintas sektor,” imbuhnya.

Menurut data dari Buku Saku Dinkes Provinsi Jateng, lanjutnya, hingga September 2021, kasus DBD di Jateng relatif menurun dibanding 2020. Tercatat, ada 2.170 kasus di mana 56 di antaranya meninggal dunia.

Untuk mencegah penyakit itu, warga disarankan melakukan pola hidup sehat dan melakukan aktivitas 3 M (menguras, menutup tampungan air, dan mengubur barang yang berpotensi menampung air).

Jika menemukan gejala demam dengue, misalnya demam, mual, pusing, nyeri perut, Irma meminta warga segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.

Terkait adanya pihak yang menyelenggarakan fogging mandiri, sebaiknya tetap berkoordinasi melalui Puskesmas setempat.

“Karena, fogging itu ada aturannya. Hubungi Puskesmas, tanyakan apakah fogging itu sudah berizin,” tandasnya. ***

Editor: Mahendra Smg

Tags

Terkini

Terpopuler