SEMARANGKU – Kasus Covid-19 di Jateng terus menurun. Saat ini seluruh kabuapten/kota di provinsi ini sudah tidak ada lagi yang berstatus zona merah.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, kasus aktif di Jateng saat ini sebanyak 6.038 atau turun 10,49 persen dari minggu sebelumnya.
Sementara kasus dirawat ada 3.440 dan isolasi sebanyak 2.598 orang, turun 15,97 persen dari minggu sebelumnya.
Baca Juga: Penjualan Mobil Baru Meningkat, Berkat Relaksasi Pajak PPnBM 0 Persen
Baca Juga: Esport Diusulkan Jadi Cabor Resmi Porprov Jateng, Setuju?
Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo menjelaskan, penurunan kasus Covid-19 sangat drastis.
Dibandingkan kasus puncak kasus konfirmasi pada awal Desember 2020, sudah menurun sebesar 73,5 persen pada minggu ini.
“Tren kasus meninggal juga menurun drastis dari puncak Januari lalu, turun sebesar 77,9 persen sampai saat ini,” jelasnya, Senin 8 Maret 2021.
Baca Juga: Ikatan Cinta 8 Maret 2021: Sadar Akan Dilaporkan Aldebaran, Elsa Langsung Lakukan Hal Ini
Baca Juga: Ganjar Pranowo Tolak Rencana Pemerintah Impor Beras, Alasannya Sangat Kuat
Tren penambahan kasus baru juga terus menurun tiap minggunya. Sementara tingkat angka kesembuhan atau recovery rate (RR) di Jateng sudah mencapai 90,01 persen hingga 7 Maret 2021.
“Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Jateng juga terus menurun. Tempat tidur isolasi total 8555 hanya terpakai 2668. Sementara ICU dari total 1091, saat ini hanya terpakai 321," paparnya.
"Hal itu juga terjadi di tempat isolasi terpusat di Donohudan yang kapasitasnya 872 saat ini hanya berisi 22 orang, serta BPSDM dengan kapasitas 266 tempat tidur, saat ini hanya terisi 18 orang,” imbuhnya.
Baca Juga: BPPSDM Kesehatan Gelar Vaksinasi Massal Lansia di BBPK Jakarta
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional di Aksi Unjuk Rasa Myanmar 8 Maret 2021, Perempuan Sebagai Revolusioner
Kasus Menurun Tapi Jangan Lengah
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengapresiasi kinerja jajarannya dalam penanganan pandemi ini. Meski hasilnya positif, namun dirinya menegaskan tidak boleh lengah dan tracing serta testing harus terus digenjot.
“Secara kondisi, bagus ya. Tapi saya minta jangan lengah. Sebab saya masih berkeliling dan menemukan ada beberapa tempat kerumunan seperti Car Free Day dan sebagainya,” paparnya.
Ganjar meminta kabupaten/kota melakukan pengetatan. Jika memang diizinkan, maka kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian seperti CFD, harus dibatasi dengan cara diberi jarak.
Baca Juga: Waspada Situs Palsu Pendaftaran Kartu Prakerja, Situs Resmi Hanya www.prakerja.go.id
“Jangan lengah, karena ini (pandemi) belum selesai,” tegasnya.
Selain itu, Ganjar juga meminta pelandaian kasus itu tidak mengendorkan upaya tracing dan testing. Semua daerah tidak boleh kendor dan terus mengejar standar tracing yang sudah ditetapkan.
“Jangan kendor, testing dan tracing harus digenjot dan makin banyak lagi, karena rata-rata fasilitas semua daerah sudah punya. Tinggal nanti kalau butuh reagen, kami siap bantu,” terangnya.
Baca Juga: Ikatan Cinta 8 Maret 2021: Identitas Mantan Suami Andin Terungkap, Hati Mama Rosa Lega
Baca Juga: Terungkap Alasan Sebenarnya Amerika Serikat Masukkan Xiaomi ke Dalam Daftar Hitam
Dari sisi data epidemologis, Ganjar menunjukkan gambar grafik yang terus menurun di Jateng. Mulai dari kondisi awal, dari 2020 sampai sekarang kondisinya terus melandai.
“Kalau dilihat grafiknya, kasus yang meninggal puncaknya ternyata di November 2020 dan kasus aktif puncaknya di awal-awal Desember. Setelah itu terus turun sangat drastis sampai saat ini,” tandasnya. ***