PSIS Semarang Pertanyakan Prosedur Swab PCR Test untuk Pemain dan Official Tim

- 15 Juli 2020, 12:30 WIB
General Manager PSIS Wahyoe ‘Liluk’ Winarto. /  Semarangku / Andri Sanjaya
General Manager PSIS Wahyoe ‘Liluk’ Winarto. / Semarangku / Andri Sanjaya /

SEMARANGKU - Gugus Tugas Percepatan Pengananan (GTPP) Covid-19 memberikan izin terkait pelaksanaan dilanjutkannya kompetisi Liga 1 2020 mulai 1 Oktober mendatang kepada PSSI dan operator liga, PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB).

Ketua GTTP Doni Monardo mengatakan dalam pemberian izin tersebut GTPP memberikan beberapa syarat kepada PSSI dan PT. LIB.
 
Seperti pemain, official, perangkat pertandingan, atau siapa pun yang ada di dalam stadion harus melalui tahapan Swab PCR tes dan tidak direkomendasikan menggunakan rapid tes sebagai patokan kondisi kesehatan pelaku pertandingan.
 
 
Setelah dinyatakan negatif dalam tahapan Swab PCR, para pemain, official, atau pun perangkat pertandingan juga harus dikarantina dan tidak diperbolehkan untuk ketemu orang lain selama beberapa hari sampai pertandingan Shopee Liga 1 dilaksanakan.
 
Sebelumnya PT. LIB selaku operator kompetisi telah mengirimkan surat kepada 18 klub peserta Liga 1 yang isinya mengumumkan bahwa kompetisi akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 dan dipusatkan di Pulau Jawa.
 
Doni Monardo mengaku telah menyampaikan beberapa persyaratan ini ke Menpora Zainudin Amali dan lulusan Akademi Militer 1985 ini merasa persyaratan itu sulit untuk diterapkan.
 
 
Menanggapi hal ini, General Manager PSIS Semarang Wahyoe Winarto (Liluk) mengatakan hal itu sulit diterapkan di sepak bola Indonesia dengan beberapa faktor tertentu.
 
“Membaca statement Gugus Tugas di media saya merasa itu sulit untuk diterapkan. Persyaratannya cukup ketat dan saya yakin tidak bisa. Sebagai contoh, di klub Indonesia apa ada yang sudah memiliki tempat isolasi mandiri. Klub kan juga nginepnya di hotel atau apartement, apa mungkin pesan satu hotel dan apartement untuk satu klub?,” ujar Liluk dalam rilisnya.
 
Dia mengatakan, harga untuk melakukan swab PCR tes juga cukup mahal saat ini.
 
 
“Kemudian pemain kan juga punya keluarga. Jika mereka pulang ke rumah, mereka juga minimal kumpul dengan keluarganya. Apalagi jadwal bakal mepet-mepet antar pertandingan. Belum lagi Swab PCR itu biayanya nggak murah,” imbuhnya.
 
Tak hanya soal tes dan isolasi bagi pemain, GTPP juga memberi syarat bahwa penonton tidak diperbolehkan hadir ke stadion. Syarat itu sebenarnya sudah coba dilakukan oleh PT. LIB dengan membuat aturan bahwa seluruh pertandingan dilaksanakan tanpa adanya kehadiran penonton.
 
Terpisah, ketua panpel PSIS Semarang, Danur Rispriyanto mengaku merasa khawatir masih tetap ada penonton yang nekat datang ke stadion atau berkerumun di luar stadion menyambut tim kebanggaannya bertanding seperti yang biasanya dilakukan sebelum adanya pandemic Covid-19.
 
 
“Kalau boleh jujur kami tetap memiliki kekhawatiran ada oknum penonton yang nekat datang ke stadion karena haus tontonan bola baik yang berusaha tetap masuk stadion atau hanya sekedar bergerombol diluar stadion,” tutur Danur Rispriyanto.
 
“Selain itu kalau dengar ada pertandingan sepak bola dikhawatirkan juga ada pedagang kaki lima yang siap-siap untuk berjualan di area stadion,” pungkasnya. ***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x