Peselancar AS Carissa Moore Sumbang Emas, Peraih Medali Pertama Selancar Wanita di Olimpiade

- 28 Juli 2021, 16:20 WIB
Peselancar AS Carissa Moore Sumbang Emas, Peraih Medali Pertama Selancar Wanita di Olimpiade
Peselancar AS Carissa Moore Sumbang Emas, Peraih Medali Pertama Selancar Wanita di Olimpiade /Instagram/ @tokyo2020



SEMARANGKU -  Momen bersejarah untuk Olimpiade Tokyo 2020, Carissa Moore sukses menyumbangkan emas kategori selancar wanita untuk kontingen AS.

Debut cabang olahraga Surfing di Olimpiade Tokyo 2020 berakhir dengan mendebarkan setelah tiga hari serunya pertandingan ini dalam kondisi yang menantang dan kondisi cuaca yang sukar diprediksi.

Setelah dua hari, ombak datar di Tsurigasaki Surfing Beach, Chiba, akhirnya laga final cabang olahraga Surfing dimajukan sehari karena ancaman Badai Tropis Nepartak. 
 
 
Peselancar AS Carissa Moore Sumbang Emas, Peraih Medali Pertama Selancar Wanita di Olimpiade
Peselancar AS Carissa Moore Sumbang Emas, Peraih Medali Pertama Selancar Wanita di Olimpiade Instagram/tokyo2020
 
Tetapi justru badai yang mendekat menciptakan ombak yang layak untuk laga final peselancar terbaik dunia di Olimpiade Tokyo 2020.
 
Moore mengklaim emas untuk cabang olahraga Surfing pada debut Olimpiade Tokyo 2020. Surfing sendiri merupakan salah satu cabang olahraga yang baru resmi diperlombakan di Tokyo.

Dalam laga final kategori wanita yang mempertemukan Moore dan Buitendag itu bersaing menjadi juara Olimpiade wanita pertama dalam sejarah, Buitendag berhasil menaklukan di 8 wave, sedangkan Moore hanya berhasil di 6 wave.
 
Carissa Moore berada di peringkat teratas setelah mengalahkan Bianca Buitendag (Afsel) di laga final. Moore memperoleh nilai 7,33 dan 7,60 melebihi nilai Buitendag dengan total 8,46 membuat peselancar Afrika Selatan ini kebagian medali perak.
 
Baca Juga: Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan Kalahkan Ganda Putra Korea Selatan Cabor Badminton Olimpiade Tokyo 2020

Setelah beberapa kali secara bergantian menaklukan ombak di antara keduanya, Moore mendapatkan total nilai 14,93. 
 
Namun, Buitendag, tidak bisa menaklukan ombak yang cukup bagus untuk dapat nilai tinggi. Peselancar Afrika Selatan itu mengakhiri pertandingan dengan total nilai 8,46.

Sebelum melangkah ke babak final, Moore juga difavoritkan menjuarai cabang olahraga ini di Olimpiade, berturut-turut mengalahkan peselancar Brasil Silvana Lima dan Jepang Tsuziki Amuro dengan fantastis.

"Cukup berat untuk meraih medali di Olimpiade. Saya sangat bangga dan terhormat." ungkap Carissa Moore.

Carissa Moore mengatakan bahwa ia merasa sangat beruntung dan mengungkapkan pengalaman bertanding di level Olimpiade. Berlaga di kompetisi event olahraga terbesar dengan kejuaraan yang biasa Carissa Moore ikuti sangat menantang dirinya untuk terus berlatih dan memupuk kepercayaan diri.
 
"Sudah beberapa hari yang mendebarkan, emosi yang campur aduk hanya mencoba untuk mencari cara dan mengembalikan ritme berselancar, juga belajar bagaimana mempercayai diri sendiri tanpa keluarga di sini." ucap Carissa.

"Saya merasa sangat diberkati, sangat beruntung. Ini adalah pengalaman yang luar biasa." sambung Carissa.

Buitendag juga terpesona meskipun hanya meraih medali perak setelah datang ke event Olimpiade yang berstatus sebagai unggulan ke-17.

"Saya sendiri terkejut," kata Buitendag. "Bertanding disini adalah pengalaman yang luar biasa. Salah satu pekan yang paling membahagiakan dalam hidup saya. Saya tidak akan pernah melupakannya momen ini." tambah Buitendag.

Medali emas bukan satu-satunya penghargaan Moore. Di negara bagian Hawaii, warga asli Hawaii di Honolulu telah memberi penghormatan yang diambil dari namanya. Carissa Moore Day setiap tanggal 4 Januari untuk menghormati bintang selancar itu.

Pada perebutan tempat ketiga, ada kegembiraan bagi negara tuan rumah saat Tsuzuki mengalahkan Caroline Marks dari AS untuk merebut medali perunggu. Tsuzuki, awalnya berlatih balet klasik, mencetak skor pertamanya dengan nilai 1,67, 1,37 dan 5,00 dan meninggalkan Marks untuk mengejar ketinggalan.

Peselancar AS itu menunggu waktunya sebelum melakukan perlawanan dan berharap bisa menang di akhir pertandingan ini. Namun gaya backhand yang kuat dan semangat juang tinggi dari peselancar berusia 19 tahun itu gagal menghasilkan keajaiban didepan gempuran ombak.

Wave yang dihitung bernilai 2,33 dan 1,93 tidak cukup untuk melampaui total nilai 6,80 milik peselancar Jepang berusia 20 tahun itu.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x