Network
SEMARANGKU – Masih dalam situasi pandemi COVID-19, Indonesia tiba-tiba diminta persiapkan diri untuk hadapi Perang Dunia III.
Indonesia berpotensi terseret di Perang Dunia III setelah dua negara besar dunia yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok.
Apalagi, Indonesia di mata dua negara tersebut dianggap sebagai negara yang strategis.
Baca Juga: Update Cara Daftar BLT Banpres UMKM Hingga Dapat SMS dan Cek Penerima BPUM UMKM di eform.bri.co.id
Baca Juga: Cair Awal November! Segera Cek Penerima dan Jadwal Pencairan BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan
Hal ini dipaparkan oleh Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia atau ICMI, Prof. Jimly Asshiddiqie dalam diskusi daring Smart FM bertajuk “Setelah Suga dan Pompeo Bertandang”.
Dalam diskusi yang diselenggarakan Sabtu (31/10), Prof. Jimly yang bertindak sebagai narasumber mengingatkan posisi bangsa Indonesia dalam ancaman perang ini.
“Mengingatkan semua warga bangsa kita bahwa kita ini sedang berada di bawah ancaman perang dunia ketiga. Jadi kita musti antisipasi kemungkinan,” sebagaimana dilansir oleh Semarangku dari laman RRI.
Baca Juga: Cair November Besok, Yuk Simak Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Rp1,2 Juta di Sini
Baca Juga: Liga Inggris Malam Ini: Link Live Streaming Sheffield vs Manchester City dan Prediksi Susunan Pemain
Lebih lanjut Prof. Jimly juga Indonesia dianggap strategis sehinga semua kekuatan akan berebut mempengaruhi Indonesia.
“Dunia melihat Indonesia strategis, maka semua kekuatan rebutan bagaimana mempengaruhi Indonesia,” ucapnya.
Untuk itu, dia mengingatkan agar pemerintah berhenti bertarung dengan rakyatnya sendiri karena ada hal urgen yang harus dipikirkan yaitu terkait kemungkinan terjadinya perang ini.
Baca Juga: Simak Panduan ini untuk Daftar BLT Banpres UMKM dan Cek Online Pakai KTP di eform.bri.co.id/bpum
Baca Juga: Terbaru Cara Cek Kuota Internet Gratis Kemdikbud Semua Operator dari Telkomsel-Tri, Buruan
“Maka bangsa Indonesia jangan perang sendiri. Di intern pemerintah jangan perang sendiri dengan rakyatnya gitu loh,” ucapnya.
Dia juga menambahkan bahwa hal ini justru bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk membuktikan pandangan luar negeri politik Indonesia.
“Ini kesempatan untuk membuktikan tegak lurusnya politik luar negeri kita non-blok, aktif, bebas, menentukan dan berperan untuk membangun perdamaian dunia.”***
