Heboh Fenomena Kemunculan Lintang Kemukus, Petanda Wabah Besar? Ini Penjelasannya!

- 12 Oktober 2020, 08:01 WIB
Tangkapan layar heboh Lintang Kemukus muncul di Langit Jawa pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.*
Tangkapan layar heboh Lintang Kemukus muncul di Langit Jawa pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.* /Instagram @ndorobeii

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini Senin, 12 Oktober 2020, Ada Program Terbaru Radha Krishna

"Ada pertanda alam yang di masa lalu dipersepsi sebagai tengara tentang adanya kematian," jelas Dwi. "Lampor itu juga merupakan keyakinan lokal sebenarnya tidak secara langsung bicara tentang penyakit tapi ada dampak yang berhubungan dengan penyakit."

Cara Memotong Rantai Penularan

Karenanya musibah yang terjadi akibat wabah penyakit bisa disebut sebagai malapetaka. Dwi menjelaskan, secara harfiah, dalam konteks Jawa Kuno dan Jawa Tengahan kata mala berarti kotor, cabul, najis secara fisik dan moral, noda, cedera, cacat, dan dosa. Kata itu bisa juga berarti penyakit.

"Terlihat bahwa pada mulanya malapetaka bertalian dengan bencana penyakit, yang kemudian diperluas artinya ke bermacam bencana," ujar Dwi.

Baca Juga: Tips Lolos Kalau Kartu Prakerja Gelombang 11 Dibuka, Hanya 3 Langkah, Dijamin Dapat Rp 3,5 Juta

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Cair untuk Pelajar Desa? Ini Syarat dan Cara Dapatnya!

Dengan pengertian itu, seringkali wabah penyakit, yang termasuk ke dalam malapetaka tadi, disembuhkan tidak lewat penanganan medis. "Ini kan suatu isu penyakit kemudian membias ke hal yang di luar penyakit," kata Dwi.

Misalnya, ada masyarakat yang membuat tumpeng untuk mengatasi serangan pagebluk. Seperti dijumpai pada masyarakat Tengger, suku asli yang mendiami wilayah Gunung Bromo dan Semeru, Jawa Timur. Mereka punya Tumpeng Pras.

Namanya berkenaan dengan cara tumpeng itu diperlakukan. Setelah diupacarai, puncak tumpeng akan dikepras. Diyakini, pemotong ini salah satunya untuk menghilangkan penyakit.

Halaman:

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Isu Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah