Tim riset sendiri beranggotakan Endra Gunawan, Abdul Muhari, Nick Rawlinson, Jim Mori, Nuraini Rahma Hanifa, Susilo, Pepen Supendi, Hasbi A. Shiddiqi, Andri D. Nugraha, dan Hengki E. Putra.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menjelaskan wilayah geografis Indonesia memang memiliki banyak titik pertemuan lempeng, hal itu menyebabkan potensi gempa tsunami bisa saja terjadi dibeberapa wilayah.
Rahmat Triyono melanjutkan, terkait adanya riset yang menghasilkan potensi gempa dan tsunami di selatan Pulau Jawa, hal itu disebabkan adanya pergerakan lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia.
Baca Juga: Lebih dekat dengan Frigate TNI AL RE Martadinata, Kapal Perang Destroyer!
Baca Juga: Mengenal Pesawat Tanpa Awak Elang Hitam buatan Anak Bangsa, Bakal Terbang Perdana Bulan Ini
Potensi tersebut bisa saja terjadi di sepanjang titik pertemuan lempeng tektonik, mulai dari Laut Andaman di bagian Tenggara Pulau Sumatera, di Simeulue, Nias, Mentawai, Enggano hingga ke bagian selatan Jawa sampai ke Nusa Tenggara.
"Jadi ancaman tsunami tidak hanya di selatan Jawa. Di sepanjang jalur pertemuan lempeng, di mana itu ada sumber gempa dan itu di laut sumber gempanya dengan magnitude besar, ya itu bisa berpotensi tsunami," jelasnya pada Jumat, 25 September 2020.
Rahmat Triyono juga menambahkan, ancaman gempa dan tsunami tidak hanya di selatan Pulau Jawa, tapi banyak wilayah di Indonesia yang bisa juga terdampak, diantaranya: Pantai Sumatera, Selatan Bali, Nusa Tenggara, Utara Papua, Manado, dan Sulawesi Utara.
Baca Juga: Jokowi Mulai Gerah dengan Manuver Anies Baswedan? Lockdown Sumber Masalah Kepala Daerah
Baca Juga: Upacara Peringatan HUT TNI ke-75 Digelar Virtual, Ini Pesan dari Pesiden Joko Widodo!