Hal tersebut memungkinkan dengan mumifikasi jenazah. Sebelum pemakaman dilakukan, selama masa berkabung, keluarga menabung guna mempersiapkan kebutuhan penguburan dan berinteraksi dengan jenazah seolah-olah mereka masih hidup.
Baca Juga: NFC pada Ponsel, Tak Hanya Berfungsi Saat Bayar Tol Saja, Berikut Ini Pengertian dan Fungsinya
Baca Juga: Honda CB Hornet 200 Bakal Meluncur di India, Sosok Pengganti Tiger Kah Kalau Masuk Indonesia
Komunitas Torja menganggap kematian sebagai aspek terpenting dalam hidup. Tak sedikit yang rela terjerat utang demi memenuhi semua ritual pemakaman. Kunjungan tahunan pada kerabat dianggap sebagai pemakaman kedua di mana mereka membersihkan atau mengganti peti mati untuk mencegah jenazah membusuk.
Setelah menghabiskan waktu dengan jasad dan mendandani kembali dengan pakaian baru serta membersihkan peti mati, jasad-jasad tadi dimakamkan lagi dengan menyertakan hadiah di dalam peti yang berornamen dan berwarna-warni.
Kepala salah satu komunitas Toraja, AMAN, Eric Crystal Rante Allo kepada The Sydney Morning Herald mengatakan, meskipun mungkin ritual ini tampak aneh bagi orang luar tapi bagi mereka ritual kematian merupakan bagian penting dari budaya.
Baca Juga: Maverick Vinales Jatuhkan Diri dari Motor di Kecepatan 218 Km per Jam, Ini Data Kecelakaannya
Baca Juga: Valentino Rossi Bersiap Umumkan Kontraknya dengan Yamaha Petronas SRT di MotoGP Misano Bulan Depan
“Orang Toraja percaya roh orang mati hidup di antara kita yang hidup, menjaga, memberkati kita,’ katanya. Karena itulah, sebelum ritual penguburan dilakukan, mereka disebut to'makula atau hanya sakit, belum meninggal.