Kombes Wisnu mengatakan bahwa video tersebut adalah editan yang memperlihatkan dua peristiwa yang tak sama dan digabungkan jadi satu.
’’Video tersebut menggambarkan dua peristiwa yang melalui proses editing digabungkan menjadi satu frame,’’ kata Wisnu.
Video editan tersebut menurutnya hanya menimbulkan persepsi negatif di mata masyarakat.***