"Selain itu, kita melakukan pengamatan produksi, pengamatan dini dan langsung melakukan pengendalian untuk kewaspadaan hama," paparnya.
Suryo juga menerangkan terkait program padi hamparan. Yakni dengan menanam padi menggunakan bibit unggul berkualitas ekspor. Kedua, sistem ini menggunakan satu manajemen untuk mengelola bibit, lahan dan mengatasi gangguan hama dan kendala iklim.
"Untuk program padi hamparan hampir di semua kabupaten di Jawa Tengah sudah ada," imbuhnya.
Baca Juga: Kantor DPRD Jateng Ditutup Setelah Salah Satu Anggota Dewan Meninggal Karena PDP Covid
Ia juga menambahkan, selain padi, hasil pertanian yang mengalami surplus adalah jagung. Yakni di angka sekitar 3,2 juta ton jagung.
"Untuk jagung memang mayoritas untuk kebutuhan industri pakan dan pakan ternak rakyat," ucapnya.
Sementara, Camat Dukuhwaru, Pambudiono menambahkan bahwa kondisi pertanian di wilayahnya sangat bagus. Selain lahannya dapat dilakukan tiga kali masa tanam padi, petani juga tergolong berkembang dengan adanya gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Baca Juga: Solo Zona Hitam, Ganjar Pranowo Bilang, Sing Ngomong Sopo?
"Gapoktan yang ada itu didampingi oleh lembaga pertanian. Dan Gapoktan di sini tergolong mandiri. Kami sering berkomunikasi untuk hal-hal berkaitan dengan pertanian," katanya.
Untuk perkembangan pertanian, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayahnya untuk menghidupkan BUMDes.