Network
Sebagaimana yang diketahui, DBD merupakan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan hampir 400 juta orang setiap tahun terjangkit oleh penyakit ini.
Sehingga penyakit DBD ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai salah satu dari 10 ancaman terbesar bagi kesehatan dunia.
Adi Utarini bekerja sama dengan tim peneliti internasional dari World Mosquito Program untuk menangani wabah penyakit DBD, dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk Aedes aegypti.
Bakteri Wolbachia tidak berbahaya bagi manusia, tetapi dapat mencegah nyamuk Aedes aegypti menularkan penyakit DBD dengan gigitannya.
Studi terobosan dari Adi Utarini tersebut, terbukti telah berhasil menurunkan tingkat penularan penyakit DBD di lingkungan masyarakat Yogyakarta hingga sebesar 77 persen.
Atas pencapaian tersebut, Adi Utarini berhasil masuk dalam daftar Ten People Who Helped Shape Science in 2020 oleh jurnal ilmiah bergengsi Nature.
Bahkan jurnal Nature menyebut Adi Utarini sebagai mosquito commander atau komandan nyamuk, dan menuai pujian dari para epidemiolog.
Hasil kerja dari Adi Utarini dan tim World Mosquito Program dianggap sebagai sebuah kemenangan yang sudah lama ditunggu atas suatu virus yang telah mewabah banyak negara, terutama di negara-negara berpendapatan rendah di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Pencapaian tersebut juga telah mengantarkan Adi Utarini untuk bersanding dengan para tokoh terkenal di dunia dalam TIME 100 Most Influential People 2021.
Di balik kesuksesannya tersebut, Adi Utarini juga merupakan dosen pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
