Terkait dengan keterbatasan suplai vaksin, Budi mengatakan, prioritas kriteria penerima vaksinasi mesti diperjelas.
Prioritas penerima program vaksinasi diatur berdasarkan resiko terpapar.
Baca Juga: Rachel Harrison yang ‘Terobsesi’ dengan Jawa dan Candi Borobudur dan Kesaksian Ganjar Pranowo
Baca Juga: Disiplin Porkes saat Tarawih, MUI Minta Polisi dan Tentara Ikut Mengawasi
Oleh karena itu, lanjut Budi, dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April ini, akan diarahkan program vaksinasi untuk disuntikan kepada Lansia.
Data yang ada di Kementerian Kesehatan menunjukkan, dari 1,5 juta yang terpapar, sebanyak 10 persennya Lansia di atas 60 tahun.
Tapi dari 100 persen yang wafat, 50 persennya adalah Lansia.
"Jadi, kelihatan sekali bahwa teman-teman kita di atas 60 tahun itu berisiko tinggi. Kalau kita lihat yang masuk rumah sakit, yang wafat untuk non Lansia hanya sekitar 10 persen dari total yang masuk, tapi kalau Lansia hampir tiga kali lipat, " tutur Budi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengharapkan dapat dilakukan negosiasi dengan negara-negara produsen vaksin.
Sehingga, program vaksinasi yang sedang dijalankan pemerintah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
"Mudah-mudahan bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat, " pungkas Budi.***