“Pertama, kita punya payung hukum terkait Perda Provinsi Jawa Tengah Cerdas Nomor 11 tahun 2019. Kemudian, infrastruktur Pemprov Jateng sudah tersambung fiber optic kurang lebih 65 kilometer di seluruh jajaran Kantor Pemerintah Provinsi Jateng, sebagai induk bangun digitalisasi,” paparnya.
Selain itu, sepanjang 500 kilometer fiber optic metro telah tersambung ke 35 kabupaten/ kota dan terintegrasi dengan provinsi.
Dengan modal itu, pihaknya yakin bisa memenuhi visi misi dan program prioritas pemerintahan Ganjar-Yasin, terkait reformasi birokrasi kabupaten kota berbasis teknologi informasi.
Terkait Desa Cerdas, Riena menyebut banyak desa di Jateng yang sudah mendayagunakan teknologi informasi, seperti Desa Sepakung (Kabupaten Semarang), Desa Belik (Kabupaten Pemalang), dan masih banyak lagi yang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk literasi digital.
Riena berharap, melalui contoh Desa Cerdas bisa memacu pemerintah desa atau kelurahan berinovasi melayani warga. Hal itu didukung dengan penganggaran melalui APBDes atau BUMDes, untuk bisa memromosikan potensi wilayah, melalui dunia digital.
“Dari 7.809 desa hampir semua berbasis digital. Pemerintah pusat juga telah membangun (infrastruktur) sehingga seperti disampaikan Pak Menteri, harapannya 2022 tak ada daerah blank spot. pemerintah pusat akan integrasikan jaringan internet di seluruh provinsi di indonesia. Muaranya adalah pelayanan masyarakat yang lebih baik,” tandasnya. ***