BMKG Ungkap Penyebab Utama Banjir di DKI Jakarta, Ada Empat Alasan

- 20 Februari 2021, 19:20 WIB
Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi akses jalan menuju gerbang tol Jakarta-Cikampek, di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat.
Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi akses jalan menuju gerbang tol Jakarta-Cikampek, di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat. /ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

SEMARANGKU – Banjir yang cukup tinggi mengenangi sebagian wilayah di DKI Jakarta. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab utama terjadi banjir.

Dari pantauan BMKG, banjir di DKI Jakarta terjadi karena ibukota Indonesia ini diguyur hujan lebat sejak 18 Februari 2021 kemarin.

Intensitas hujan yang sangat tinggi membuat sebagian wilayah di DKI Jakarta tergenang air hingga terjadi banjir.

Baca Juga: New Pajero Sport Lebih Mewah dengan Berbagai Penyempurnaan hingga Teknologi Terkini, Banyak Keuntungan

Baca Juga: Bertemu Teten Masduki, Shopee Ungkap Dominasi UMKM dan Pedagang Lokal dalam Platform Capai 97 Persen

Banjir tidak hanya terjadi di titik-titik yang sudah biasa tergenang air. Kali ini, banjir terjadi hingga jalan raya dan permukiman warga.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, curah hujan ekstrem yang terjadi di langit jakarta sejak dua hari lalu terjadi karena fenomena alam.

“Ada seruakan udara dari Asia yang signifikan menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat,” kata dalam keterangan pers, Sabtu 20 Februari 2021.

Baca Juga: New Pajero Sport Hadir Lebih Mewah dengan Berbagai Penyempurnaan dan Keuntungan 

Baca Juga: Identik Warna Merah, Ketum PDI Perjuangan Megawati Justru Dorong Kadernya Berpolitik Hijau, Begini Maksudnya

Faktor kedua, lanjutnya, ada pembelokan dan pertemuan angin dari arah utara yang kebetulan membelok tepat di Jabodetabek.

“Saat membelok, angin melambat sehingga ada pembentukan intensitas awan hujan yang kemudian terkondensasi menjadi hujan tinggi,” ujarnya.

Bertemunya angin dari utara dengan angin dari arah Samudera Hindia sehingga terhalang untuk menerobos ke selatan, membuat angin membelok ke timur dan terjadi perlambatan tepat di atas Jabodetabek.

Baca Juga: Mitsubishi New Pajero Sport Resmi Meluncur Ini Harga di Jateng dan DIY

Baca Juga: PKB Dorong Perempuan Aktif Berpolitik, Gus Yusuf: Harus Kerja Cerdas

Perlambatan itu yang, menurut Dwikorita, menjadikan intensitas awan hujan akhirnya terkondensasi membentuk hujan.

Faktor ketiga yang menyebabkan hujan ekstrem di beberapa wilayah Jakarta dan hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Jabodetabek yakni adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara sebagian besar wilayah barat Jawa yang tinggi.

“Sehingga mengakibatkan pembentukan awan hujan di Jabodetabek,” imbuhnya.

Baca Juga: Telkomsel Bagi-Bagi Uang Gratis Rp1,5 Juta untuk Pelajar dan Mahasiswa, Ini Cara Dapatnya

Baca Juga: Lanjutan Ikatan Cinta, 20 Februari 2021, Hadirnya Saksi Palu, Ini Tanggapan Andin

Faktor keempat, terpantau adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi sebagian besar di Pulau Jawa.

Pusat tekanan rendah itu diperkirakan masih akan berlangsung hingga April mendatang.

“Jadi fenomena di Pulau Jawa, ada pertemuan angin itu dipengaruhi terbentuknya daerah tekanan rendah di Australia Utara yang membentuk pola konvergensi di Jawa dan berkontribusi menimbulkan awan hujan di sebagian Jawa dan Jabodetabek,” ujar Dwikorita

Baca Juga: BSU Rp2,4 Juta Dicairkan di 2021, Ini Cara Cek Transferan BLT Subsidi Gaji via Online

Baca Juga: Telkomsel Siapkan Hadiah Rp1,5 Juta, Ini Cara Daftar Agar Dapat, Syarat Utama Pelajar!

Sekarang sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih ada di puncak musim hujan.

Jadi hujan sedang hingga lebat diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir Februari hingga awal Maret 2021.

BMKG mencatat wilayah Halim Perdanakusuma, Sunter Hulu, Lebak Bulus dan Pasar Minggu mengalami hujan ekstrem pada rentang pukul 07.00 WIB 19 Februari hingga pukul 07.00 WIB 20 Februari dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi di Pasar Minggu mencapai 226 milimeter (mm) per hari.

Baca Juga: Menaker Umumkan BSU BLT Subsidi Gaji Cair di 2021 Bagi Kalangan Karyawan Berikut Ini

Baca Juga: Info Kartu Prakerja Gelombang 12 di Tahun 2021, Cek Alur dan Cara Daftar Agar Dapat Rp3,5 Juta

Sejumlah wilayah Jabodetabek mengalami banjir pascahujan ekstrem yang terjadi. Empat faktor itulah yang menjadi penyebab utama sebagian wilayah di DKI Jakarta terjadi banjir. ***

Editor: Mahendra Smg

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah