Kematian Tak Wajar Dokter Mawartih di Nabire: Jaminan Keamanan Nakes Bekerja di Daerah Konflik Dipertanyakan

14 Maret 2023, 15:56 WIB
Kematian Tak Wajar Dokter Mawartih di Nabire: Jaminan Keamanan Nakes Bekerja di Daerah Konflik Dipertanyakan /Instagram.com/IDIPapua/

 

SEMARANGKU- Dokter spesialist paru, dr. Mawartih Susanty ditemukan meninggal dalam kondisi yang tidak wajar di Nabire.

Atas kematian Mawartih, ini sebagai bukti bahwa jaminan keamanan tenaga kesehatan yang bekerja di daerah konflik belum memadai. 

Diketahui bahwa Mawartih meninggal di rumah dinasnya, RSUD Nabire, Papua Tengah. Pihak keluarga mengungkap hal yang mengejutkan atas kematiannya.

Terdapat luka-luka lebam hingga diduga tulang rusuk patah. Sehingga kematiannya tidak wajar dan masih menjadi misteri. 

Baca Juga: UPDATE! Lampung Dilanda Tanah Longsor, Kronologi 2 Orang Tewas dan 3 Orang Dinyatakan Hilang

Yang pasti ada sesuatu yang telah terjadi pada Mawartih saat dinas di Papua Tengah. Atas hal ini Menkes, Budi Gunadi meminta Polri untuk mengusut tuntas kematian Dokter Mawartih Susanty.

"Kami sampaikan kepada keluarga bahwa Kemenkes bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan penelitian dan penyelidikan dilakukan dengan transparan, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini,"ujarnya dikutip dari jatim.antaranews pada (14/03/2023) saat melayat di Makassar, Sulawesi Selatan.

Instruksi dari Menkes, Budi Gunadi untuk mengusut tuntas kasus kematian Dokter Mawartih pun langsung dijalankan oleh TNI dan Polri. Kini pihak aparat sedang melakukan penyelidikan. Ditanya soal lamanya proses penyelidikan, Menkes Budi Gunadi mengutarakan bahwa semua butuh waktu.

"Tentunya membutuhkan waktu supaya tidak salah analisa dan nanti saya akan berikan kesempatan kepada Kepolisian Indonesia karena mereka yang menjadi pemimpin dalam penyelidikan ini, dibantu Kemenkes," terangnya dikutip dari antaranews.com pada (14/03/2023).

Nantinya akan dilakukan autopsi guna mengumpulkan bukti. Akan tetapi masih ada pemeriksaan lanjutan di laboratorium untuk memperkuat temuan-temuan lain.

Tidak dapat dipungkiri kematian Dokter Mawartih ini menyimpan duka yang mendalam bagi segenap pengurus IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Sebagai bentuk ungkapan rasa duka, IDI menganjurkan anggotanya untuk memakai pita hitam di lengan kanan selama tiga hari.

Banyak yang menganggumi jejak Dokter Mawartih atas pengabdiannya sebagai dokter. Ia terkenal ramah dan aktif dalam berbagai kegiatan edukasi yang diselenggarakan IDI. 

Dari kematian Dokter Mawartih ini tentu  menjadi alarm bagi pemerintah karena jaminan keamanan dan keselamatan belum memadai sehingga sangat riskan.

Baca Juga: Cara Cek Status Pendaftaran Mudik Gratis 2023 Bantuan Gubernur Jateng, dan Cara Download E-Tiket

"Salah satu kendala dalam pemerataan dokter terutama dokter spesialist di daerah adalah belum ada jaminan keamanan dan keselamatan dari Pemerintah Pusat maupun daerah bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah terpencil dan wilayah konflik," terang Moh. Adib Khumaidi selaku Ketua Umum PB IDI dikutip dari antaranews.com pada (14/03/2023).

Membahas seputar jaminan keamanan bagi tenaga kesehatan di Papua Tengah. Menkes Budi Gunadi akan melakukan komunikasi secara langsung kepada Kepala Kepolisian RI yakni Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono.***

Editor: Fitriyatur Rosidah

Tags

Terkini

Terpopuler