Kesaksian Kepala Sekolah SMPN1 Beoga Papua yang Selamat dari Teror Penembakan Brutal KKB

11 April 2021, 12:10 WIB
Kepala SMPN1 Beoga Papua Junaedi Arung Sulele yang selamat dari teror penembakan brutal KKB Papua /Dok. Humas Polda Jateng

SEMARANGKU - Junaedi Arung Sulele, Bapa Kepala Sekolah SMPN1 Beoga Kabupaten Puncak Papua menyampaikan kesaksiannya yang selamat dari teror penembakan brutal KKB.

Hal ini disampaikan pada acara pemakaman Bapa Guru Yonatan Raden  pukul 15.00 WIT di Papua, Sabtu 10 April 2021.

Dia adalah salah satu korban selamat atas insiden penembakan brutal kelompok KKB beberapa hari yang lalu.

Dirinya juga menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas meninggalnya Bapa Guru Yonatan Raden atas insiden tersebut.

Junaedi memberikan kesaksian memilikukan di saat melihat keganasan kelompok KKB yang menyerang dirinya.

Baca Juga: Mabes Polri Tegaskan Terduga Teroris FA Bukan Pengurus Muhammadiyah

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Update 11 April 2021 yang Bisa Ditukar dengan Hadiah

 

"Sebelum ada kejadian, hingga kami semua turun, situasi sudah kembali kondusif sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Beoga," teranya dalam pernyataan resmi diterima Semarangku.com.

"Puji tuhan Saya masih lolos, saat penembakan saya tidak lihat orang, ketika bunyi tembakan saya lari ke arah kanan, Sdr. Yonatan Renden(28) ke kiri, korban sudah kena 2 kali tembakan di dada tapi masih sempat lari kemudian rubuh," sambungnya.

Dia pun merinci para korban atas teror dari kelompok KKB Papua dan membuat situasi mencekam dan ganas.

"Kalau korban pertama, saya tidak di TKP, lokasi saya jauh dari situ. Lokasi korban pertama itu di SMPN 1 BEOGA, korban itu guru SD Klemabeth, tetapi karena istrinya mengajar di SMP mereka tinggal di perumahan guru SMPN 1 BEOGA. Saat penembakan korban pertama Sdr. Oktovianus Rayo(40) dia di kepung KKB," terangnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF Free Fire Terbaru Hari Ini Minggu 11 April 2021, Tukar dengan Hadiah Garena!

Baca Juga: Jateng Jadi Provinsi Pertama Program Percontohan Seleksi Paskibraka Nasional 2021

"Selama ini situasi aman-aman saja, Aparat keamanan dari koramil, polsek dan satgas TNI-Polri selama ini memang sudah berjaga di Beoga," tambahnya.

"Pasca penembakan, situasi di atas saat ini masih siaga. Aparat TNI-POLRI berjaga disekitar kampung beoga."

"Informasi yang saya terima yang dibakar adalah perumahan guru dan 1 gedung sekolah SMA."

"Selama ini kami Guru pendatang dekat dengan Masyarakat asli Kab. Puncak."

Baca Juga: Resmikan Gedung Ponpes Salafiyah Tajul Falah Banten, Kapolri Temu Kangen dengan Ulama Banten

Baca Juga: Jadwal Lengkap Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2021 Wilayah Semarang Sekitarnya

"Kedua korban itu merupakn guru kontrak, Oktavianus sudah 10 tahun menjadi Guru kontrak, sedangkan Yonathan 2 tahun, kedua korban ini sudah berkeluarga Sdr. Oktavianus bersama tinggal di Beoga, sedangkan Yonatan Anak istrinya di Toraja. Total ada 11 orang guru pendatang, sebagian mengungsi di Koramil," imbuhnya.

Terakhir, Junaidi menjelaskan di wilayah Boega terdapat guru saja serta informasi mengenai Junaidi diculik adalah tidak benar.

Junaidi mengaku saat insiden penembakan KKB, dirinya bersembunyi di rumah warga. Ketika Aparat TNI-Polri evakuasi jenazah, maka dirinya keluar untuk membantu pihak Polri-TNI.***

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler