Tinggal Haahh… dan Tunggu 2 Menit, GeNose C19 Bisa Tunjukkan Reaktif Covid-19 atau Tidak

28 Desember 2020, 11:15 WIB
GeNose alat deteksi virus Covid-19 hanya dengan hembusan nafas karya anak bangsa. /Semarangku/https://www.ristekbrin.go.id/

SEMARANGKU – Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan alat deteksi Covid-19 dengan menggunakan sampel hembusan napas yaitu GeNose C19.

Selain dirasa lebih nyaman dibandingkan menjalani tes usap atau swab, hasilnya bisa langsung dilihat dalam waktu 2 menit. Sangat cepat.

Dengan alat tes GeNose C19, tinggal ‘haahh…’, sudah bisa diketahui, apakah reaktif Covid-19 atau tidak.

Baca Juga: Tak Terasa Setahun Sudah Covid-19 Merajalela di Indonesia, Beginilah Rekam Jejaknya

Baca Juga: Analisis Psikologis di 1 Night and 2 Days Tunjukkan Ravi VIXX Memang Berkencan dengan Taeyeon SNSD?

Ketua Tim Pengembang GeNose C19, Prof Kuwat Triyana menuturkan GeNose C19 hanya butuh hembusan napas untuk sampel tes. Hasil tes juga sangat cepat, yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya.

Rencananya, GeNose C19 akan digunakan untuk mendeteksi Covid-19 di fasilitas kesehatan dan tempat umum.

Seperti di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit, termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19.

Baca Juga: Tes GeNose C19 Hanya Rp15 Ribuan dan Bisa Digunakan 20 Kali, Tapi Tak Boleh untuk Keperluan Pribadi

Baca Juga: Netizen Bereaksi ke Jurnalis yang Bela BoA Karena Mengimpor Obat Tidur dari Jepang Secara Ilegal

Selain itu, ada 8 rumah sakit yang menjadi mitra uji diagnostik (RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang), juga kepada tim review uji klinis Kemkes yang telah memberi masukan secara kritis dan konstruktif.

Prof Kuwat Triyana menjelaskan, GeNose sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020 kemarin.

Setelah mendapat izin edar dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883 pada Kamis kemarin, GeNose C19 akan diproduksi massal.

Baca Juga: Ratusan Wisatawan Putar Balik saat Hendak Liburan ke Objek Wisata di Dieng, Ada Apa?

Baca Juga: Kasus Video Mesum Wisma Atlet Memanas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka Pasien

Rencananya, GeNose C19 akan diproduksi sebanyak 100 unit di batch pertama.

Ketua tim pengembang GeNose C19, Prof Kuwat Triyana menuturkan, produksi massal batch pertama akan didanai Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN.

“Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,” kata Kuwat seperti dilansir dari antara, Sabtu 26 Desember 2020.

Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, Kuwat berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari.

Baca Juga: Update Stardew Valley Versi 1.5 Bisa Dimainkan di Andorid dan iOS? Ini Penjelasannya

Baca Juga: Ganjar Pranowo Pilih GeNose C19 Buatan UGM untuk Deteksi Covid-19 di Jateng, Ini Alasannya

Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan napas.

“Sehingga, satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” jelasnya.

“Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, tapi kemampuan mengetes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan,” imbuhnya.

Jika ada 1.000 unit, maka akan mampu melakukan tes sebanyak 120 ribu orang sehari.

Baca Juga: 7 Tahap Menjadi Penerima BST Rp 300 Ribu dari Kemensos, Awali dengan Klik dtks.kemensos.go.id

Baca Juga: 6 Langkah Pelajar SD-SMA Dapat Bantuan PIP Rp1 Juta dari Kemendikbud! Cek Laman pip.kemdikbud.go.id

Targetnya, pada akhir Februari 2021, akan ada 10.000 unit GeNose C19. Dengan begitu, Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia, yakni 1,2 juta orang per hari.

Untuk mengejar target tersebut, 5 industri konsorsium telah berkomitmen untuk mendukung.

Yakni PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler