Solo Akan Punya Laboratorium Anti Doping Kelas Dunia, Dibangun di Rumah Sakit ini

19 Desember 2020, 16:28 WIB
Ilustrasi laboratorium anti doping yang bakal ada di Solo, Jawa Tengah /Pixabay/jarmoluk

SEMARANGKU – Kota Solo akan miliki laboratorium anti doping. Bagi atlet yang diragukan, bisa dikirim sampel dan dilakukan pengujian.

Dengan adanya laboratorium anti doping di Kota Solo, maka Indonesia tak perlu lagi mengirimkan sampel ke luar negeri.

Bahkan bagi negara lain yang akan melakukan pengujian sampel bisa datang ke Indonesia. Sehingga kehadiran laboratorium anti Doping di Solo lebih menguntungkan.

Baca Juga: Viral Foto Din Syamsuddin Pidato Pelanggaran HAM Indonesia di Markas PBB, Benarkah?

Baca Juga: Jadwal BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 3 Tahap 1 Cair ke Pekerja, Ini Penjelasan Kemnaker!

Rencana pembangunan laboratorium anti doping di Solo itu disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.

Ia mengatakan, pembangunan laboratorium anti doping dilakukan oleh pemerintah pusat namun tempat yang ditunjuk adalah Solo.

“Kita berencana akan membuat laboratorium dan rupanya berita ini dibaca oleh Pak Menkes. Beliau menunjuk Kota Solo agar dapat dijadikan laboratorium anti-doping di Indonesia,” ungkap Zainudin sebagaimana dikutip dari Antaranews, Sabtu, 19 Desember 2020.

Baca Juga: Panas, Sanki Amerika Serikat Dibalas Venezuela, Donald Trump Akan Gulingkan Maduro?

Menurut Zainudin, kehadiran laboratorium anti-doping di Indonesia menjadi penting sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap penegakan anti-doping.

Selain itu, Indonesia juga nantinya tak perlu lagi mengirim sampel ke luar negeri dengan biaya mahal ketika akan mengikuti kejuaraan olahraga.

Rencananya, laboratorium anti doping itu dibangun di kompleks Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R. Soeharso Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Aturan Diperketat, Wisatawan yang Liburan ke Bali Malah Melonjak, Ternyata Ini Celahnya

Rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan menyediakan lahan strategis seluas 700 meter persegi di lingkungan RS Ortopedi.

Zainudin berharap rencana itu dapat terwujud pada tahun 2021. Pihaknya juga akan segera meminta sertifikasi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA).

“Ini sejarah baru. Kita akan punya laboratorium anti-doping di Indonesia yang bisa digunakan sendiri dan negara lain juga dipersilakan untuk mengirim sample dan tetap di bawah pengawasan WADA sehingga hasil uji doping bisa diakui dunia internasional,” katanya. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler