Miftachul Akhyar Ketum MUI, Din Syamsuddin Hingga Tengku Zulkarnain Terdepak, Ini Penjelasannya

28 November 2020, 07:46 WIB
KH Miftachul Akhyar. /Instagram.com/@isma.n.haini

SEMARANGKU – Terpilihnya Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) terdapat beberapa tokoh pejabat MUI seperti Din Syamsuddin, Bachtiar Nasir, Yusuf Martak, dan Tengku Zulkarnain terdepak dari kepengurusan yang, kenapa?

Sebelumnya, Din Syamsuddin, Bachtiar Nasir, Yusuf Martak, dan Tengku Zulkarnain memiliki peran jabatan selama jabatan Ma’ruf Amin sebagai ketua MUI pada periode sebelumnya.

Misalnya, Din Syamsuddin pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI periode 2015-2020.

Baca Juga: Edhy Prabowo Kini Tersangka KPK, PT TCS Hingga Nelayan Sakit Hati dan Alami Kerugian

Baca Juga: Cair Lagi 50 GB, Ini Cara Cek Dapat Kuota Internet Gratis Tahap 2 Bulan November atau Tidak

Selain Din, ada Bachtiar Nasir yang memiliki peran yang sama yaitu menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI periode 2015-2020. Namun, pada kepengurusan sekarang dia tidak masuk di jajaran kepengurusan.

Nama lainnya yaitu Tengku Zulkarnain. Zulkarnain pernah menjabat sebagai Wasekjen MUI periode 2015-2020. Dia juga sering mengkritik kebijakan pemerintah dan menjalin hubungan dekat dengan 212 seperti Habib Rizieq. Namun, dia mengaku bahwa namanya tidak tercatut dalam kepengurusan MUI yang baru.

Terakhir, Yusuf Muhammad Martak. Pada periode sebelumnya, Yusuf Martak menjabat sebagai bendahara MUI periode 2015-2020.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Dikabari Kalau Habib Rizieq Tak Mau Tes Swab Covid-19 di RS UMMI Bogor

Baca Juga: Setelah Ucap Akan Hormati Proses KPK, Gerindra Justru Terang-terangan Akan Bantu Edhy Prabowo

Dia juga dikenal publik sebagai ketua GNPF Ulama. GNPF Ulama ulama seringkali melakukan kegiatan dengan FPI dan PA 212 akhir-akhir tahun ini.

Dia mengungkapkan, periode yang baru namanya tidak terdaftar dalam jajaran kepengurusan MUI 2020-2025 saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Tim Formatur sekaligus sekjen MUI demisioner Buya Anwar Abbas menyampaikan, pemilihan pengurus MUI memang melibatkan banyak aspek. MUI sebagai tenda besar umat Islam, sidang formatur memprioritaskan tiga hal utama yaitu keterwakilan, integritas, dan kompetensi.

Baca Juga: Pemerintah Bagi BLT APB Rp 1 Juta, Cek NIK KTP di Laman apb.kemdikbud.go.id, Cek Syarat Bantuan

Baca Juga: Cara Cek Bantuan Kuota Internet Gratis Kemendikbud, Pastikan Jatah November Cair ke HP-mu

Selain itu, Ketua umum MUI demisioner sekaligus Ketua Tim Formatur KH. Ma'ruf Amin mengungkapkan, pihaknya menerima banyak masukan dari beberapa pihak terkait pengurus harian MUI 2020-2025.

"Suasananya sangat cair, tidak alot, sehingga Alhamdulillah pertemuan hasilkan keputusan Dewan Pengurus Harian dan Dewan Pertimbangan. Hasilnya tidak boleh diganggu gugat,” jelas Ketua Tim Formatur Munas MUI ke-10, KH Ma’ruf Amin, dikutip dari PMJ News.

Miftachul Akhyar terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 dalam konferensi musyawarah munas secara tertutup di Jakarta, Jumat 27 November 2020.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Banpres UMKM, Ditutup 3 Hari Lagi! Cek BPUM BRI Via eform.bri.co.id/bpum

Baca Juga: Cara Dapat Uang Rp 40 Juta Gratis dari Kartu Prakerja Lengkap dengan Syaratnya

Selain terpilih menjadi Ketum MUI menggantikan Ma'ruf Amin, Miftachul Akhyar juga masih menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: PMJ News PWNU Jatim

Tags

Terkini

Terpopuler