Bukan Pakaian, Ternyata 6 Faktor ini Penyebab Kekerasan dan Pelecehan Terjadi Kepada Perempuan

- 25 Februari 2023, 20:15 WIB
Ilustrasi Pelecehan/Antara / Antaranews.com/
Ilustrasi Pelecehan/Antara / Antaranews.com/ /
 
SEMARANGKU – Kekerasan dan pelecehan sering kali dikaitkan dengan pakaian korban. 
 
Bahkan tidak sedikit dari korban kekerasan seksual yang kemudian disalahkan karena tidak mampu menjadi penampilan, khususnya saat berada di tempat umum.
 
Padahal kenyataanya, cara berpakaian tidak bisa menjadi alasan yang selalu dibenarkan untuk menjadi motif kekerasan seksual.
 
Dalam pernyataannya, Komnas Perempuan menyebutkan jika selama 20 tahun (2001-2022) CATAHU Komnas Perempuan tidak pernah menyebutkan bahwa pakaian perempuan akan menjadi pemicu kekerasan seksual.
 
 
“Mitos kekerasan seksual bersumber dari pakaian korban masih tumbuh subur di masyarakat. Padahal penyebab kekerasan seksual bisa berasal dari berbagai faktor, misalnya faktor budaya, sosial, ekonomi, atau individu karena psikologinya,” ujarnya Komnas Perempuan yang dikutip dari laman instagramnya.
 
Komnas Perempuan menyebutkan jika penyebab kekerasan seksual bisa diakibatkan beberapa faktor. Pertama, budaya patriarki di masyarakat seringkali menjadi penyebab kekerasan seksual, seperti anggapan bahwa pelecehan seksual disebabkan pakaian mengundang dari korban. 
 
Padahal dalam catatan Tahunan Komnas Perempuan 2022, kekerasan seksual sebanyak 4.660 kasus, mayoritas pelakunya orang yang dikenal atau dekat dengan korban, bukan orang tidak dikenal yang tertuju pada busana tertentu.
 
 
Faktor kedua, Ketimpangan dan diskriminasi gender, dimana perempuan berada dalam posisi subordinat atau tidak setara dibandingkan laki-laki.
 
Pelaku memanfaatkan sumber daya pengetahuan, ekonomi atau penerimaan masyarakat atau status sosialnya untuk mengendalikan korban. Hal ini bisa terjadi dalam berbagai ruang dan situasi, termasuk dalam ruang personal, publik dan negera, terutama dalam konflik atau peperangan.
 
Ketiga, faktor ekonomi turut mendorong kekerasan seksual dan eksploitasi terhadap perempuan, khususnya kelompok rentang, miskin atau termarginalisasi.
 
Keempat, hidup dalam lingkup KDRT atau keluarga tidak harmonis dapat menyebabkan anak perempuan lebih rentan menjadi korban kekerasan seksual, baik oleh anggota keluarga maupun orang sekitar. 
 
Sementara, anak laki-laki tidak jarang meniru kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya.
 
Kelima, perilaku menyimpang menjadi salah satu penyebab dari adanya kekerasan seksual, seperti memperlihatkan alat vitalnya di tempat umum atau mengintip.
 
Keenam, ketergantungan obat-obatan terlarang dan minuman keras juga menjadi penyebab adanya kekerasan seksual. Mengingat pelaku akan melakukan tindakan tersebut dalam kondisi tidak sadar karena pengaruh obat terlarang atau alkohol.
 
Jadi tidak semua korban kekerasan seksual berasal dari cara berpakaian yang dinilai kurang tepat. 
 
Ketidakmampuan seorang yang memiliki kecenderungan menjadi pelaku kekerasaan seksual dalam mengontrol dirinya, yang sebenarnya menjadi alasan paling menguatkan kenapa kekerasan seksual ini bisa terus terjadi.***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x