Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjawab, “Pertama, dengan membersihkan dagingmu dari yang haram dan syubhat. Obat kedua, jangan tunduk pada perintah nafsu untuk melakukan maksiat.
Bila seorang hamba bimbang dan cemas menghadapi bisikan nafsu dan setan makin menggila. Bila kebimbangan dan kecemasannya telah mereda, bisikan nafsu dan setan terus merayu-rayu hatinya.
Ketika tidak lagi bimbang dan cemas, ketika telah tenang dan tenteram, batu dan tanah liat pun mengucapkan selamat di jalannya tutut mengokohkan dan menenteramkannya seraya berkata, ‘Wahai wali Allah, waha murad Allah, wahai kekasih Allah, wahai yang didekatkan Allah,’”
Baca Juga: Sejarah Sihir Lengkap, Kisah Nabi Sulaiman AS Membasmi Ilmu Hitam
Baca Juga: Menggunjing dalam Islam, Berikut Dasar Hukumnya dari Kitab Tanbihul Ghofilin
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa, bila menginginkan kekhusyukan dalam menjalanka sholat maka pertama, menjauhkan diri dari perkara haram baik makanan dan minuman, tempat sholat, maupun pakaian yang dikenakan ketika sholat. Kedua, menjauhkan diri dari bisikan nafsu dan setan.