Tidak ada salahnya bila seseorang mendambakan kekhusyukan ketika menjalankan sholat. Karena sholat merupakan komunikasi langsung antara hamba dan Sang Pencipta.
Namun, ketika melaksanakan sholat sering kali tidak merasakan kekhusyukan, apa yang harus dilakukan? Berikut cerita Syekh Abdul Qadir al-Jailani ketika menanggapi hal tersebut.
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Tahap 3 Cair Segera, 14,3 Juta Rekening Tervalidasi, Cek Namamu Sekarang
Baca Juga: AWAS! Ini Ciri Keaslian SMS & Tanda Calon Penerima BLT Subsidi Gaji Rp600 Ribu Menurut BP Jamsostek
Dilansir dari buku 'Syekh Abdul Qodir al-Jailani Biografi Sultan Para Wali' terbitan Penerbit Zaman, Syekh Abdul Qadir al-Jailani menuturkan bahwa suatu ketika ada yang bicara kepada hatinya.
“Pulanglah ke rumahmu, simpan baik-baik harta berharga simpananmu, sembunyikan dirimu, sembunyikan gelarmu, buatlah dirimu seakan-akan tertidur, dan biarkan hatimu dan sir-mu naik tinggi ke haribaan Allah seraya berkata ‘aku tidak akan duduk dalam buku-buku hukum, tidak pula dalam buku-buku ilmu, sampai engkau balig dan meninggalkan masa kanak-kanakmu. Saat itulah engkau akan diberi baju dan diberi makan oleh Allah.”
Abdul Qadir al-Jailani melanjutkan, “Engkau inginkan hal ini, tetapi dirimu penuh dengan tabi’at buruk dan hawa nafsu. Bila engkau sholat engkau malah bertransaksi (jual dan beli), makan, minum, dan menikah dengan hatimu karena bisikan nafsu dan setan.”
Baca Juga: Ramai Ditunggu, Kapan Jadwal Pendaftaran Program Prakerja Gelombang 8?
Baca Juga: Pengumpulan Rekening Calon Penerima Bantuan Subsidi Upah Diperpanjang Hingga 15 September
Seorang murid bertanya, “Apa obat penawarnya ya Syekh?”