AS Terbangkan Pesawat Pengintai di atas Korea Selatan Menjelang Perayaan Kemerdekaan Korea Utara

- 5 September 2020, 21:45 WIB
Gambar ini diambil dari situs web Angkatan Udara AS menunjukkan pesawat USAF E-8C Joint Surveillance Target Attack Radar System (JSTARS).
Gambar ini diambil dari situs web Angkatan Udara AS menunjukkan pesawat USAF E-8C Joint Surveillance Target Attack Radar System (JSTARS). /Yonhap

SEMARANGKU – Sebuah pesawat pengintai milik Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengudara di atas wilayah Korea Selatan pada awal pekan ini.

Pesawat mata-mata tersebut diterbangkan menjelang perayaan kemerdekaan Korea Utara pada 9 September mendatang. Pesawat mata-mata jenis E-8C milik Angkatan Udara AS, atau JSTARS pada Kamis, 3 September 2020 dan diduga sedang melakukan aktivitas pengintaian situasi di Korut.

Sebagai komando kontrol udara, pengawasan, serta pengintaian, E-8C dikenal mampu melakukan pemantauan secara dekat terhadap pergerakan pasukan dan peralatan Korea Utara, termasuk rudal dan senjata artileri.

Baca Juga: Asal Usul 5 September Dirayakan Sebagai Hari Guru Di India, Penghormatan Dr Sarvepalli Radhakrishnan

Baca Juga: Usai Murtad, Pria Ini Sobek dan Ludahi Alquran, Simak Selengkapnya!

Korea Utara yang merdeka pada 9 September 1948 selalu masuk hari kemerdekaannya dalam kalender politik Korea Utara dan perigatannya biasanya dirayakan dengan berbagai parade militer serta pertunjukan persenjataan termutakhir.

Sejarah kemerdekaan Korea Utara dimulai saat Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, hal ini membuat perpisahan antara Korea di garis 38. Uni Soviet menduduki bagian utara, sementara Amerika Serikat menduduki bagian selatan.

Dikutip dari Yonhap News pada Jumat, 4 September 2020, Baik Uni Soviet, maupun Amerika Serikat gagal dalam usaha mencapai kesepakatan penyatuan kembali kedua negara tersebut.

Baca Juga: Robert Pattinson Positif Covid-19, Bagaimana dengan Produksi The Batman?

Baca Juga: Ganja Jatuh dari Langit, Alun-Alun Israel Heboh, Warga Rebutan Paket Ganja yang Disebar Lewat Drone

Pada 1948, kedua negara mendirikan dua pemerintahan yang terpisah. Uni Soviet membentuk Republik Demokratik Rakyat Korea (RDR Korea) atau Korea Utara.

Sementara pihak AS membentuk Republik Korea atau Korea Selatan yang keduanya saling mengklaim sebagai pemerintah resmi yang berdaulat atas seluruh wilayah Korea.

Pada 1950 saat Perang Korea pecah, pemisahan garis di pararel utara ke-38 digantikan menjadi Zona Demiliterisasi Korea, hal ini melahirkan ketegangan antara kedua pihak yang terus berlanjut.

Baca Juga: Amnesty Internasional: Iran Siksa dan Penjarakan Warganya Terkait Protes Harga Bahan Bakar

Baca Juga: Tentara India Tewas Saat Bentrok dengan Militer Tiongkok di Wilayah Perbatasan

Kim-Il-Sung memimpin Korea Utara hingga akhir hidupnya pada 1994. Putra Kim-Il-Sung, Kim-Jong-il menjadi penerusnya dan kekuasaan tersebut masih diteruskan hingga putranya, Kim Jong Un.

Korea Utara mendapat perhatian internasional atas program misil nuklirnya. Pada 2018, Kim Jong Un membuat usul perdamaian antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.***

Editor: Heru Fajar

Sumber: Yonhap News Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah