SEMARANGKU - Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan pemberian sanksi terhadap tujuh warga Belarus atas dugaan keterlibatan dalam kecurangan pemilu di negara tersebut yang berlangsung pada 9 Agustus 2020 lalu serta tindakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa atau demonstran yang menentang keputusan pemilu tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada hari yang sama.
Selain itu, ia juga menyebutkan pertimbangan AS untuk menjatuhkann sanksi yang sama terhadap Rusia jika terus berusaha terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa damai yang menentang hasil pemilu yang kembali memenangkan Preseiden Alexander Lukashenko tersebut.
Baca Juga: Gedung Putih Minta Rusia Harus Menghormati Kedaulatan Belarus, Terkait Protes Besar-Besaran
Baca Juga: BLT Otomatis Masuk Rekening Jika Kamu Melakukan 4 Hal Ini!
Lukashenko sendiri kembali terpilih sebagai Presiden Belarus dalam pemilu 9 Agustus lalu setelah menjabat sebagai presiden selama 26 tahun.
Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri AS, Stephen Biegun yang berada di Moskow memperingatkan kepada para pejabat senior Rusia agar berhenti menggunakan kekuatan secara terbuka di Belarusi yang terhimpit di antara kepentingan Rusia dan aliansi keamanan NATO.
Presiden Rusia, Vladimir Putin sendiri pada pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk pasukan polisi cadangan untuk mendukung Lukashenko jika perlu. Meski begitu, ia melihat belum adanya alasan untuk mengambil tindakan untuk mengerahkan pasukan hingga saat ini.
Baca Juga: Tiongkok Tolak Tuduhan Provokasi yang Dilontarkan India Terkait Konflik Perbatasan di Wilayah Ladakh