Angkatan Laut Tiongkok Latihan di 4 Wilayah Secara Bersamaan, Siap Perang dengan Amerika Serikat

- 25 Agustus 2020, 05:45 WIB
KAPAL induk Liaoning didampingi oleh frigat angkatan laut dan kapal selam yang melakukan latihan di Laut Cina Selatan.*
KAPAL induk Liaoning didampingi oleh frigat angkatan laut dan kapal selam yang melakukan latihan di Laut Cina Selatan.* //SCMP/

SEMARANGKU - Angkatan Laut Tiongkok terus melakukan latihan perang di empat kawasan secara bersamaan, kirim sinyal bahwa mereka siap perang dengan Amerika.

Latihan perang tersebut diadakan pada waktu yang hampir bersamaan di Laut China Selatan, Laut China Timur, Laut Kuning dan Teluk Bohai. Sebelumnya Amerika pada bulan lalu juga melakukan latihan pertahanan udara di Laut China Selatan yang menjadi sengketa.

Bukan hal yang normal jika Tiongkok melakukan latihan militer hampir secara bersamaan di empat wilayah laut tersebut. Bisa dikata ini adalah sebuah kejadian langka yang mungkin dirancang untuk menandakan kesiapannya untuk menangani konfrontasi dan perang dengan Amerika Serikat dan Taiwan.

Baca Juga: Dua Bom Meledak di Filipina Setidaknya 14 Orang Tewas, Pemerintah Menuduh ISIS Dalangnya

Baca Juga: Giring Ganesha Deklarasikan Dirinya Menjadi Calon Presiden RI 2024, Ini Alasannya!

Dengan kesiapan Tiongkok tersebut membuat para ahli menyimpulkan jika latihan itu dimaksudkan untuk menandakan kemampuan untuk memobilisasi pasukan di berbagai lokasi, meskipun Beijing tidak bermaksud untuk berperang melawan AS.

Administrasi keselamatan maritim di empat lokasi mengeluarkan pemberitahuan jadwal latihan antara Jumat dan Minggu dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan latihan telah diselesaikan di tempat lain.

Lokasi tersebut termasuk dua di Laut China Selatan, satu di Laut China Timur, satu lagi di utara di Laut Kuning, dan satu lagi di Teluk Bohai, teluk terdalam di Laut Kuning. 

Baca Juga: Pasukan Amerika Serikat Ditarik Mundur dari Pangkalan Taji di Irak

Baca Juga: Cara Video Call di WhatsApp Web, Bisa 50 Orang Sekaligus!

Sedangkan di Laut China Selatan yang disengketakan, sebuah wilayah di timur provinsi pulau selatan Hainan akan dibatasi untuk latihan militer mulai Senin hingga Sabtu. Hainan menjadi rumah salah satu dari dua pelabuhan untuk dua kapal induk Tiongkok.

Sementara itu di hari yang sama, di utara Hainan yang masih di selatan Tiongkok, sebuah daerah di provinsi Guangdong di Laut China Selatan juga telah ditutup untuk lalu lintas laut saat latihan berlangsung.

Untuk Laut China Timur, angkatan laut PLA baru-baru ini telah melakukan latihan udara untuk berlatih pertempuran dengan beragam cuaca, kata Komando Teater Timur di aplikasi media sosial Weibo pada hari Minggu lalu.

Baca Juga: Kim Yo-Jong Jadi Pemimpin Korea Utara, Jurnalis Inggris: Kim Jong-Un Sudah Mati!

Baca Juga: Fitur WhatsApp Versi Beta Terbaru yang Baru Dirilis, Cek Selengkapnya Di Sini!

Area Laut Kuning di lepas Lianyungang dibatasi dari Sabtu hingga Rabu selama latihan angkatan laut dengan tembakan langsung, sementara area di lepas pantai Tangshan di Teluk Bohai telah ditutup sejak Senin dan akan tetap demikian hingga 30 September untuk latihan militer tembakan langsung, kata pernyataan tersebut.

Meski Tiongkok menganggap ini latihan biasa namun dengan adanya latihan di 4 area ini adalah hal yang tidak biasa bagi Tiongkok pada waktu yang kira-kira bersamaan, dan setelah melakukan latihan utama di bulan sebelumnya.

Sebelumnya sudah ada latihan utama yang diadakan di dekat Taiwan pada pertengahan Agustus untuk menjaga kedaulatan nasional, bertepatan dengan perjalanan Menteri Kesehatan AS Alex Azar ke pulau itu. Azar adalah pejabat AS berpangkat tertinggi yang mengunjungi Taiwan sejak Washington mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taipei ke Beijing pada 1979.

Baca Juga: Konflik Lebanon Belum Usai, Hizbullah Hancurkan Drone Israel

Baca Juga: Realme X7 Pro, Layar Amoled Teknologi 5G, Rilis 1 September 2020, Ini Dia Spesifikasinya Lengkapnya

Pada bulan Juli, Tiongkok melakukan latihan militer di Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Laut Kuning, pada saat dua kapal induk AS melakukan latihan pertahanan udara taktis di Laut China Selatan yang menurut militer AS mendukung a Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. 

Selain mendekati Taiwan, AS telah mengumumkan sanksi terhadap perusahaan dan pejabat Tiongkok yang terlibat dalam dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, di ujung barat Tiongkok, dan terhadap pejabat yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan penindasan kebebasan dan proses demokrasi Beijing di Hong Kong .

Collin Koh, seorang peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, mengatakan empat latihan militer Tiongkok kali ini mengirimkan sinyal politik dan operasional.

Baca Juga: Maverick Vinales Jatuhkan Diri dari Yamaha M1 di Kecepatan 220 Km, Rem Tidak Berfungsi dengan Baik

Baca Juga: Maverick Vinales Mengaku Rem Motor Meledak dan Sengaja Lompat, Kini Dia Lupakan Gelar Juara Dunia

Barisan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Angkatan Laut Tiongkok latihan di Laut China Selatan
Barisan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Angkatan Laut Tiongkok latihan di Laut China Selatan

"Yang pertama berkaitan dengan menunjukkan tekad dalam mengimbangi persiapan pertempuran masa damai di mata publik domestik dan audiens eksternal," kata Koh dilasir dari South China Morning Post.

Tindakan itu terutama ditujukan pada serentetan aktivitas militer AS dan sekutu baru-baru ini di wilayah tersebut. Dia mengatakan jika secara operasional, ini untuk menunjukkan kemampuan PLA untuk melakukan mobilisasi besar pasukan untuk pelatihan di beberapa wilayah laut.

Dan juga menyoroti bahwa PLA tidak terpengaruh oleh pandemi dengan cara apa pun.

Baca Juga: Paul Pogba Akan Bertahan di Manchester United, Masih Ingin Dipertahankan Ole Gunnar Solksjaer

Baca Juga: Gubernur California Desak Warganya Mengungsi dari Kebakaran Hutan

Sedangkan komentator militer di Hong Kong, Song Zhongping mengatakan peperangan di masa depan dapat terjadi di banyak tempat sekaligus, alasan utama mengapa China mengadakan latihan angkatan laut yang berbeda pada saat yang bersamaan.

"Militer China perlu memberi perhatian khusus pada Teluk Bohai, yang dekat dengan ibu kota Beijing, jadi harus dijaga ketat," kata Song. "Kita dapat mengincar perdamaian secara strategis, tetapi kita harus memiliki sarana militer untuk mendukung tujuan ini," tambahnya.

Adanya konfrontasi militer antara Tiongkok dan AS telah meningkat, dengan kedua negara mengirim lebih banyak kapal dan pesawat angkatan laut ke Laut China Selatan, tempat China dan tetangganya di Asia Tenggara memiliki sengketa maritim.

Baca Juga: Mal Tentrem Tidak Siap Hadapi Lonjakan Pengunjung, Ganjar Pranowo Meminta Ditutup Dulu, Video Viral

Baca Juga: Jalan Siliwangi Ditutup, Pemkot Semarang Tekan Angka Kecelakaan, Ini yang Dilakukan

Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS bulan lalu menyebut klaim Tiongkok di perairan itu sebagai pelanggaran hukum, sebuah komentar yang juga diamini oleh Australia.

Pada tahun 2016, pengadilan Den Haag dengan suara bulat memutuskan bahwa, berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, klaim Tiongkok atas hampir semua Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum. Presiden China Xi Jinping bersumpah untuk tidak mematuhi putusan tersebut.

Tiongkok sejak itu meningkatkan pendekatannya ke negara-negara Asia Tenggara, menekankan keinginan Beijing untuk menyelesaikan sengketa maritim melalui dialog, dan telah meminta negara-negara tersebut untuk tidak memihak AS.

Baca Juga: 3 Cara Efektif Untuk Meredakan Sakit Kepala

Baca Juga: Planet Kerdil Ceres Mempunyai Samudra Luas dengan Kandungan Air Asin di Bawah Tanah

Wang Yi, Menteri Luar Negeri Tiongkok telah mendesak negara-negara tersebut untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kode etik untuk Laut China Selatan. Diplomat top Tiongkok Yang Jiechi mengatakan kepada Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pekan lalu bahwa Beijing ingin meningkatkan kerja sama dengan ASEAN. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x