Buku John Bolton Ungkap Donald Trump Minta Pemimpin Tiongkok Membantu Pemilihannya

- 19 Juni 2020, 05:30 WIB
Donald Trump mengancam John Bolton bisa menghadapi dakwaan pidana
Donald Trump mengancam John Bolton bisa menghadapi dakwaan pidana /New York Post

SEMARANGKU – John Bolton mengklaim Trump menekan pemimpin China untuk membantu pemilihannya kembali di Pilpres Amerika mendatang.

Mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengklaim dalam memoarnya yang akan segera terbit bahwa Presiden Trump meminta Presiden Tiongkok, Xi Jinping untuk membantu prospek pemilihannya kembali.

Yakni dengan cara membeli lebih banyak produk pertanian Amerika, menurut sebuah laporan Rabu (18/6) kemarin.

Baca Juga: Pertamina Tetap Salurkan Premium Sesuai Penugasan dari Pemerintah

Dilansir dari Semarangku.com dari The New York Post, dalam tulisan buku memoar milik Bolton tersebut jika selama KTT G-20 Juni 2019 di Osaka, Jepang, Xi mencatat bahwa beberapa politisi AS yang tidak dikenal menyerukan perang dingin baru dengan China.

Di mana Trump “Mengatakan dengan menyetujui bahwa ada permusuhan besar terhadap China di antara para Demokrat,” menurut beberapa outlet media yang memperoleh salinan buku milik Bolton ini sebelumnya.

"Trump kemudian, secara menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke pemilihan presiden AS mendatang, menyinggung kemampuan ekonomi China dan memohon kepada Xi untuk memastikan dia menang," tulis dalam buku itu.

 Baca Juga: Ganjar Pranowo Tegaskan Jangan Ada Kolusi di PPDB Online di Jateng

"Dia menekankan pentingnya petani dan meningkatkan pembelian kedelai dan gandum China dalam hasil pemilu."

Dalam buku yang berjudul "The Room Where It Happened: A White House Memoir" yang sangat menghebohkan politik Amerika dan dunia ini, Bolton juga mengatakan ia memberi tahu Jaksa Agung William Barr dan Penasihat Gedung Putih Pat Cipollone.

Tentang beberapa kejadian ketika Trump diduga menyatakan kesediaan untuk memblokir penyelidikan perusahaan-perusahaan seperti perusahaan telekomunikasi China ZTE dan Halkbank milik negara Turki.

 Baca Juga: Ribuan Gamers Ikut War from Home di National E-Sport Java Governor Cup 2020

"Polanya tampak seperti penghalang keadilan sebagai caranya, yang tidak bisa kita terima," tulis Bolton.

Jika Demokrat memperluas kasus impeachment mereka di luar dugaan seputar pemotongan sekitar $ 400 juta bantuan militer ke Ukraina, Bolton menulis, "Mungkin ada peluang yang lebih besar untuk membujuk orang lain bahwa 'kejahatan tinggi dan pelanggaran ringan' telah dilakukan."

Bolton juga mengklaim Trump, selama percakapan pada bulan Agustus, secara pribadi mengakui "quid pro quo" di inti kasus ini.

 Baca Juga: PM India Peringatkan Tiongkok Jika akan Membalas jika Ketegangan Terus Berlanjut

"Dia mengatakan dia tidak setuju mengirimi mereka apa pun sampai semua bahan investigasi Rusia yang terkait dengan [Hillary] Clinton dan [mantan Wakil Presiden Joe] Biden telah diserahkan."

Departemen Kehakiman (DOJ) menggugat pada hari Selasa kemarin untuk memblokir penerbitan buku ini, yang akan dirilis Selasa depan 23 Juni oleh Simon & Schuster, dengan alasan bahwa buku itu berisi informasi rahasia.

Presiden Trump Rabu malam mengecam Bolton sebagai orang yang tidak dapat dipercaya dan tidak disukai. "Dia pembohong," kata Trump kepada The Wall Street Journal, sambil menambahkan "Semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton."

 Baca Juga: Lagi, Seorang Kulit Hitam Tewas Ditangan Polisi Atlanta, Amerika

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer membantah tulisan Bolton tentang Trump yang meminta Xi untuk membeli kedelai dan gandum sehingga Trump dapat memenangkan pemilihan ulang.

“Sama sekali tidak benar. Tidak pernah terjadi. Saya ada di sana. Saya tidak ingat itu pernah terjadi," kata Lighthizer ketika ditanya tentang tuduhan di sidang Senat.

"Apakah aku akan mengingat sesuatu hal yang gila seperti itu? Tentu saja, saya akan mengingatnya kembali," tambahnya.

 Baca Juga: Siap Syuting Gatotkaca di Semarang, Hanung Bramantyo Kulonuwun ke Ganjar Pranowo

DOJ pada Rabu malam mengatakan sedang menunggu perintah darurat dari seorang hakim untuk memblokir penerbitan buku tersebut.

Dalam buku tebal hampir 600 halaman ini, Bolton mengklaim dia berulang kali melihat Trump terlibat dalam "pola perilaku yang secara fundamental tidak dapat diterima yang bisa mengikis legitimasi kepresidenan."

Sementara itu, sebagian besar bawahan Trump tidak bekerja dengan baik sehingga ia "melihat ada konspirasi di baliknya, dan mereka tidak mendapat informasi yang benar tentang bagaimana menjalankan Gedung Putih, apalagi pemerintah federal besar."

Baca Juga: Pesawat Tempur F-15 Milik AU Amerika Menabrak Laut, Pilot Masih Dicari

Juga selama pertemuan G-20 2019, Trump dan Xi membahas pembangunan kamp konsentrasi China untuk penduduk Uighur antar negara, minoritas etnis, tulis Bolton.

"Menurut penerjemah kami, Trump mengatakan bahwa Xi harus melanjutkan pembangunan kamp, ​​yang menurutnya adalah hal yang tepat untuk dilakukan." **

Editor: Heru Fajar

Sumber: The New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x