Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengunjuk rasa Laila Basam, para demonstran meminta Taliban "untuk menghentikan mesin kriminalnya".
Pernyataan itu mengatakan mantan tentara dan mantan karyawan pemerintah yang digulingkan berada "di bawah ancaman langsung", melanggar amnesti umum yang diumumkan oleh Taliban pada Agustus.
Baca Juga: Taliban Klaim Telah Capai Kesepakatan untuk Tanam dan Produksi Ganja dengan Peusahaan Australia
Para pengunjuk rasa juga menyampaikan keberatan terhadap pembatasan yang dihadapi perempuan di bawah pemerintahan Taliban.
Pemerintah mengeluarkan pedoman baru pada akhir pekan, melarang wanita bepergian jarak jauh kecuali dikawal oleh kerabat dekat pria.
“Hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia. Kami harus mempertahankan hak kami,” kata Koahistani.
Para pemimpin Taliban telah berusaha untuk memproyeksikan citra yang lebih moderat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mengatakan perempuan dan anak perempuan akan dapat bersekolah dan bekerja sesuai dengan hukum Islam.***