Wanita Afghanistan Layangkan Protes, Taliban Dituduh Lakukan Pembunuhan: Hentikan Mesin Kriminalnya!

- 30 Desember 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi seorang wanita Afghanistan.
Ilustrasi seorang wanita Afghanistan. /Pixabay/ ArmyAmber

SEMARANGKU - Banyak wanita berkerumun di ibu kota Afghanistan.

Para wanita Afghanistan itu menyerukan hak-hak perempuan untuk dihormati.

Para wanita Afghanistan tersebut juga menuduh otoritas Taliban melakukan pembunuhan.

Taliban sendiri dituduh melakukan pembunuhan tentara yang melayani bekas pemerintah yang didukung AS.

Sekitar 30 wanita berkumpul di dekat sebuah masjid di pusat Kabul pada hari Selasa dan berbaris beberapa ratus meter meneriakkan "keadilan, keadilan".

Pejuang Taliban secara singkat menahan sekelompok wartawan dan menyita peralatan dari beberapa fotografer, menghapus gambar dari kamera mereka sebelum mengembalikannya.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus, ia secara efektif melarang protes tanpa sanksi dan sering melakukan intervensi untuk memblokir demonstrasi menentang kekuasaannya.

Baca Juga: Peduli Perempuan! Taliban Mulai Larang Pernikahan Paksa dan Minta Tak Pandang Wanita Sebagai Barang

“Saya ingin memberitahu dunia, memberitahu Taliban untuk berhenti membunuh. Kami menginginkan kebebasan, kami menginginkan keadilan, kami menginginkan hak asasi manusia," kata pengunjuk rasa Nayera Koahistani.

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengunjuk rasa Laila Basam, para demonstran meminta Taliban "untuk menghentikan mesin kriminalnya".

Pernyataan itu mengatakan mantan tentara dan mantan karyawan pemerintah yang digulingkan berada "di bawah ancaman langsung", melanggar amnesti umum yang diumumkan oleh Taliban pada Agustus.

Baca Juga: Taliban Klaim Telah Capai Kesepakatan untuk Tanam dan Produksi Ganja dengan Peusahaan Australia

Para pengunjuk rasa juga menyampaikan keberatan terhadap pembatasan yang dihadapi perempuan di bawah pemerintahan Taliban.

Pemerintah mengeluarkan pedoman baru pada akhir pekan, melarang wanita bepergian jarak jauh kecuali dikawal oleh kerabat dekat pria.

“Hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia. Kami harus mempertahankan hak kami,” kata Koahistani.

Para pemimpin Taliban telah berusaha untuk memproyeksikan citra yang lebih moderat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mengatakan perempuan dan anak perempuan akan dapat bersekolah dan bekerja sesuai dengan hukum Islam.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah