Nyalakan Musik Saat Acara Pernikahan, Tiga Warga Afghanistan Tewas dalam Serangan Tembakan

- 31 Oktober 2021, 10:34 WIB
Nyalakan Musik Saat Acara Pernikahan, Tiga Warga Afghanistan Tewas dalam Serangan Taliban
Nyalakan Musik Saat Acara Pernikahan, Tiga Warga Afghanistan Tewas dalam Serangan Taliban /Pixabay/Marcus Trapp/

SEMARANGKU – Menurut pemerintah Afghanistan, beberapa orang bersenjata yang mengaku sebagai anggota Taliban telah menyerang sebuah acara pernikahan di Afghanistan timur demi menghentikan pemutaran musik dan menewaskan sedikitnya tiga orang.

Pada Sabtu 30 Oktober 2021, juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa dua dari tiga pelaku penembakan di acara pernikahan tersebut telah ditangkap.

Zabihullah Mujahid juga membantah bahwa para pelaku penembakan tersebut bertindak atas nama Taliban.

Baca Juga: Taliban Akhirnya Menangkan Dukungan dari 10 Kekuatan Regional di Rusia untuk Bangun Negara Afghanistan

“Tadi malam, di pernikahan Haji Malang Jan di desa Shamspur Mar Ghundi, Nangarhar, tiga orang yang memperkenalkan diri sebagai Taliban memasuki persidangan dan meminta agar musik berhenti diputar,” kata Zabihullah Mujahid.

“Akibat penembakan itu, setidaknya tiga orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Dua tersangka telah ditahan oleh Taliban sehubungan dengan insiden itu dan satu orang yang melarikan diri masih dalam pengejaran,” ujar Zahibullah Mujahid

“Para pelaku insiden yang tertangkap, yang menggunakan nama Taliban untuk melakukan permusuhan pribadi mereka, telah diserahkan untuk menghadapi hukum Syariah,” tambah Zahibullah Mujahid.

Qazi Mullah Adel, juru bicara gubernur Taliban di provinsi Nangarhar, membenarkan insiden penembakan itu tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Taliban Bersumpah Akan Bekerja Sama dengan Rusia Terhadap Ancaman ISISxfghanis

Sementara itu, seorang kerabat korban mengatakan bahwa para pejuang Taliban melepaskan tembakan saat musik sedang dimainkan.

Musik dulunya dilarang terakhir kali ketika Taliban memerintah Afghanistan sekitar tahun 90-an, dan sementara pemerintah Taliban yang baru belum mengeluarkan dekrit seperti itu.

Walaupun kepemimpinan Taliban masih tidak menyukai penggunaan musik dalam hiburan dan melihatnya sebagai pelanggaran hukum Islam.

“Para pemuda itu memainkan musik di ruang terpisah dan tiga pejuang Taliban datang dan menembaki mereka. Dua diantaranya terluka parah," kata seorang saksi kepada wartawan.

“Di jajaran pemerintah Taliban tidak ada yang memiliki hak untuk menjauhkan siapa pun dari musik atau apa pun, kami hanya untuk mencoba membujuk mereka. Itu jalan utama,” kata Zahibullah Mujahid dalam konferensi pers sebelumnya.

"Jika ada yang membunuh seseorang sendirian, bahkan jika mereka adalah personel kami, itu adalah kejahatan dan kami akan membawa mereka ke pengadilan dan mereka akan menghadapi hukum," tambah Zahibullah Mujahid.

Pemerintah Taliban sebelumnya antara tahun 1996 dan 2001 memberlakukan interpretasi yang sangat ketat terhadap hukum Islam dan hukuman publik yang keras.

Akan tetapi, sejak kembali menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021 setelah menggulingkan pemerintah yang didukung AS, Taliban kini tengah mencari pengakuan internasional demi mengakhiri sanksi ekonomi terhadap negaranya.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah