Proposal tersebut menyebut Korea Selatan akan mengembangkan rudal baru dengan jangkauan 350-400 km dan muatan hingga 3 ton.
Rudal itu dirancang untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah seperti yang diyakini digunakan Korea Utara untuk menyimpan senjata nuklir.
Selain untuk menyerang, rudal Korea Selatan itu juga difungsikan sebagai sistem pencegat baru terhadap serangan artileri jarak jauh.
Korea Selatan dapat lebih leluasa setelah kesepakatannya dengan AS untuk membatalkan semua pembatasan bilateral pada pengembangan rudal Seoul awal tahun 2021 ini.
Hal itu akan memicu antara Korea Selatan dan Korea Utara dalam perlombaan rudal.
Pada tahun 2020, Korea Selatan mengumumkan rudal balistik jarak pendek (SRBM) Hyunmoo-4 yang dapat membawa hulu ledak 2 ton.
Sementara Korea Utara menguji SRBM yang dapat membawa muatan lebih besar 2,5 ton.
Baru-baru ini Korea Utara sedang meningkatkan aktivitas di fasilitas nuklir rahasia di Yongbyon, Asosiasi Energi Atom Internasional melaporkan.
“Menyusul penghentian pedoman, kami akan melakukan pencegahan terhadap potensi ancaman dan meningkatkan kemampuan serangan terhadap target utama,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.***