"Dia tahu betapa dibanjiri rumah sakit dan dia tidak ingin membebani orang lain," jordan Richardson, suaminya.
"Dia tahu apa yang kami pikir harus kami cari dalam mengawasi kadar oksigen dan detak jantungnya dan menjaga mereka di tempat yang seharusnya. Kami melakukan semua yang kami tahu untuk dilakukan." sambungnya.
Baca Juga: Ini Alasan Amerika mengubur Osama bin Laden di Laut Alih-alih di Tanah
Sementara itu, kadar oksigen Haley terus turun sangat rendah dan dia harus ke rumah sakit.
Setelah beberapa hari, dia dipindahkan ke unit perawatan intensif Covid-19 dan ditempatkan pada ventilator.
Ketika diaa dirawat, dirinya juga menjalani USG dan dalam USG tersebut menunjukkan bahwa kehamilannya dalam bahaya.
Hanya 10 hari kemudian, Richardson kehilangan seorang bayi perempuan.
"Sebelum dia tertular COVID, tidak ada yang salah dengan bayi itu. Semua pengujian 100% normal," katanya.
"Begitu COVID dimulai, itu perlahan mulai berubah dan gerakannya menjadi lebih lambat dan lebih lambat. Ketika kami sampai di rumah sakit dan mereka melakukan USG dan dia melihatnya, dia tahu bahwa itu tidak terlihat baik." ucapnya dikutip dari abcnews.go.com.
Dokter dan perawat bergegas untuk mengirim Haley ke rumah sakit dengan oksigenasi membran extracorporeal atau ECMO.