Selain itu, setelah pengunduran diri Muhyiddin Yassin yang mendadak tersebut hingga kini Malaysia masih belum memiliki kandidat pengganti.
Malaysia berada di ambang kebingungan untuk menentukan siapakah calon yang pantas untuk dapat menggantikan Muhyiddin Yassin.
Sementara itu pemilihan belum jelas dapat diadakan atau tidak karena melonjaknya kasus penyebaran Covid-19.
Malaysia sendiri dilaporkan sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki tingkat kematian karena Covid-19 tertinggi.
Keputusan pergantian perdana menteri Malaysia pun harus diserhkan ke tangan raja konstitusional Raja Al-Sultan Abdullah.
Setelah resmi mundur sebagai perdana menteri, hanya raja yang mempunyai kewenangan untuk dapat memilih kandidat selanjutnya untuk menjadi perdana menteri.
Sebelum memutuskan untuk mundur, Muhyiddin Yassin telah menentang pemrmintaan oposisi agar dirinya mundur.
Muhyiddin Yassin juga sempat meminta kesempatan agar dirinya mampu membuktikan bahwa ia memiliki mayoritas suara di mosi tidak percaya.
Namun, Muhyiddin Yassin justru mendapatkan suara bulat yang menolak untuk mendukung dirinya di mosi tidak percaya.***