Meski Tinggal di Rumah, Sebuah Keluarga di Malaysia Terinfeksi Covid-19 Varian Delta

- 15 Juli 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi bendera Malaysia. Meski Tinggal di Rumah, Sebuah Keluarga di Malaysia Terinfeksi Covid-19 Varian Delta
Ilustrasi bendera Malaysia. Meski Tinggal di Rumah, Sebuah Keluarga di Malaysia Terinfeksi Covid-19 Varian Delta /Pixabay

SEMARANGKU – Sebuah keluarga di Malaysia terinfeksi virus Covid-19 varian Delta.

Virus tersebut membuat keluarga Malaysia tersebut harus menjalani isolasi mandiri.

Padahal, Keluarga asal Malaysia tersebut selalu tinggal dirumah bersama suami dan dua putranya. Namun saat dites, Mereka kemudian positif Covid-19 varian Delta.

Baca Juga: Rakyat Malaysia akan Mendapat Diskon Listrik Rp 1,2 Triliun dari Pemerintah, Berlaku dalam 3 Bulan

Sedangkan Malaysia sendiri sedang berjuang untuk kebangkitan ditengah pandemi Covid-19 yang merebak.

Kami bingung karena sejak pertengahan April, suami saya baru keluar sekali untuk mengumpulkan dokumen kerja, dan saya hanya meninggalkan rumah dua kali sekitar tiga minggu yang lalu untuk janji vaksinasi saya dan membeli roti," kata ibu rumah tangga itu.

"Kami sangat mengandalkan layanan online untuk bahan makanan meskipun menghabiskan banyak uang, jadi kami tidak bisa memikirkan apa yang kami lakukan salah," tambahnya.

Sementara itu, diberitahukan bahwa memang varian Delta tersebut sangat menular dan dapat ditularkan melalui udara. Virus varian Delta tersebut juga sudah terdeteksi di hampir setiap negara bagian.

Baca Juga: Warga Malaysia Merasa Tertekan dengan WFH Karena Jam Kerja yang Tidak Layak

Para ahli medis mencatat bahwa varian Delta memiliki nilai R0 atau jumlah rata-rata infeksi baru dihasilkan oleh setiap kasus lima hingga delapan.

"Kemungkinan B.1.617.2 (Delta) akan menggusur varian lain seperti yang telah terjadi di belahan dunia lain, dan itu adalah penyebab kekhawatiran besar," kata Profesor Awang Bulgiba Awang Mahmud.

Selain itu, terjadi penularan pada masyarakat meluas karena ventilasi yang buruk.

Selain itu kepatuhan yang buruk terhadap prokes karena sudah lelah terhadap pandemi.

Hal tersebut menyebabkan lonjakan terjadi lagi di seluruh negeri, ditambah dengan adanya virus varian Delta yang muncul dan sangat menular.

Malaysia sejauh ini mencatat 273 kasus kumulatif, dimana 67 diantaranya adalah infeksi varian Delta.

"Satu-satunya strategi pencegahan jangka panjang yang nyata adalah vaksinasi," kata Dr Bulgiba.

Dalam upaya memberantas Covid-19, pemerintah Malaysia mengkontrol gerakan masyarakatnya.

Mereka tidak diijinkan meninggalkan rumah kecuali untuk membeli barang-barang pokok, pergi berobat dan vaksinasi.

Dr. Bulgiba juga mengatakan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty dan AstraZeneca bekerja melawan varian Delta dan Beta setelah dua dosis.

"Saya akan sangat menyarankan agar tingkat vaksinasi ditingkatkan terutama di daerah berisiko tinggi untuk memastikan bahwa semua orang yang memenuhi syarat dan rentan divaksinasi secepat mungkin."

 
"Tingkat vaksinasi Selangor sedang meningkat secara besar-besaran tetapi cakupan dua dosisnya masih tertinggal di belakang Sarawak," kata Dr Bulgiba dikutip dari The Straits Times.

"Seseorang tidak dapat menyangkal bahwa Sarawak melakukan pekerjaan yang cukup layak untuk memvaksinasi rakyatnya meskipun tantangan logistik besar-besaran yang dihadapinya," tambahnya.

Kebijakan seperti pelacakan kontak, vaksinasi, lockdown juga diterapkan di Malaysia untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 terlebih Covid-19 varian Delta.***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x