Tes pra-kelahiran yang bernama Non-Invasive Fetal TrisomY (NIFTY) mengumpulkan informasi genetik ibu hamil, termasuk negara, tinggi, dan berat badannya.
Grup BGI China telah dituduh pemanenan DNA tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas populasi.
Namun, BGI membantah tuduhan itu dan bersikeras tidak pernah diminta untuk memberikan data tes NIFTY kepada otoritas China.
Kantor berita Fox Business melaporkan operasi itu membuka kasus mengapa China dituduh menutupi asal mula virus corona di Wuhan.
Pengumpulan DNA tersebut juga dikatakan dapat mengungkap bagaimana laboratorium Wuhan berkolaborasi dengan militer China.
Selain itu, Fox Business juga mencatat bahwa China memiliki bank data DNA terbesar di dunia.
Fox Business menambahkan para pejabat AS khawatir data DNA itu akan digunakan untuk meningkatkan tentara secara genetik atau merekayasa virus yang menargetkan orang Amerika.
Penasihat pemerintahan AS memperingatkan bahwa data DNA China juga dapat digunakan untuk memenuhi pasokan makanan di negara itu.
Kemenlu China menanggapi penyelidikan Reuters dan pernyataan dari badan-badan AS tersebut merupakan tuduhan dan fitnah tak berdasar.***