Baca Juga: Kisah Nyata, Google Mengubah Seorang Insinyur Swiss Menjadi Pembunuh Berantai
Setelah dua tahun, David menerima dari NASA gelembung khusus yang memungkinkannya mobilitas dan kenyamanan yang lebih baik sekaligus lebih aman dengan isolasi yang lebih baik dari organisme lain.
Pada saat yang sama, karena publisitas yang tinggi, banyak dokter dari seluruh dunia tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang kondisi langka ini.
Di sinilah sekelompok besar petugas medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkumpul untuk menentukan bahwa menerima transfusi sumsum tulang dapat membalikkan kondisi, memungkinkan organisme David untuk membangun antibodi yang akan memberinya sistem kekebalan.
David menerima transfusi sumsum tulang pada tahun 1984, namun, setelah empat bulan mengikuti prosedur ini, dia meninggal karena limfoma, yang merupakan jenis kanker yang telah diperkenalkan ke sistem David sebelum menerima sumsum tulang bantuan oleh virus yang disebut virus Epstein-Barr.
David pun harus menjalani seluruh hidupnya di bawah karantina.***