Cerita Polisi Myanmar yang Diperintahkan Menembak Mati Demonstran Anti Kudeta, Melarikan Diri ke India

- 10 Maret 2021, 10:34 WIB
Potret polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 8 Februari 2021.
Potret polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 8 Februari 2021. /REUTERS / Stringer/REUTERS

Tha Peng mengatakan dia dan enam rekannya semuanya tidak mematuhi perintah 27 Februari dari seorang atasan, yang tidak dia sebutkan. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi akunnya atau akun lain yang dikumpulkan di dekat perbatasan Myanmar-India.

Deskripsi kejadian serupa dengan yang diberikan kepada polisi di Mizoram pada 1 Maret oleh kopral tombak polisi Myanmar lainnya dan tiga polisi yang menyeberang ke India, menurut dokumen internal polisi rahasia yang dilihat oleh Reuters.

Dokumen tersebut ditulis oleh petugas polisi Mizoram dan memberikan rincian biografi dari keempat orang tersebut dan penjelasan mengapa mereka melarikan diri. Itu tidak ditujukan kepada orang-orang tertentu.

Baca Juga: Keluarga Kerajaan Inggris Sedih Putra Pangeran Harry-Meghan Dapat Perlakuan Rasis, Minta Waktu untuk Tangani

"Karena gerakan pembangkangan sipil mendapatkan momentum dan protes yang diadakan oleh pengunjuk rasa anti-kudeta di berbagai tempat, kami diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa," kata mereka dalam pernyataan bersama kepada polisi Mizoram.

“Dalam skenario seperti itu, kami tidak punya nyali untuk menembak rakyat kami sendiri yang merupakan demonstran damai,” kata mereka.

Kasus Tha Peng adalah salah satu kasus pertama yang dilaporkan media tentang polisi yang melarikan diri dari Myanmar setelah tidak mematuhi perintah dari pasukan keamanan junta militer.***

Halaman:

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x