SEMARANGKU – Jenderal Myanmar menutup akses internet pada hari Sabtu, 6 Februari 2021, setelah rakyat Myanmar memprotes kudeta oleh militer dan menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi.
Aksi demo telah berlangsung di mana para aktivis meneriakkan hal-hal serupa kegagalan dictator militer dan kemenangan demokrasi sementara rakyat Myanmar menawari mereka makanan dan air.
Menyambut aksi demo tersebut, para Jenderal Myanmar pun menutup akses internet setelah protes yang dilakukan rakyat yang juga menuntut pembebasan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
Baca Juga: Semarang Banjir, PT KAI Sampaikan Permohonan Maaf Pada Para Penumpang
Baca Juga: Pertama Kalinya Joe Biden Kirim Kapal Perang di Laut Taiwan, China: Trik Lama!
Jenderal Myanmar tutup akses internet setelah rakyat Myanmar protes kudeta militer dan ingin Aung San Suu Kyi bebas
Banyak di antara kerumunan itu mengenakan pakaian merah, warna identic partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi yang menang telak pada pemilihan 8 November.
Ketika protes berkembang dan para aktivis mengeluarkan seruan di media sosial agar orang-orang bergabung dalam pawai, internet di Myanmar tidak bisa diakses lagi, dikutip dari Reuters.
Kelompok pemantau NetBlocks Internet Observatory melaporkan pemadaman internet skala nasional, mengatakan di Twitter bahwa konektivitas telah turun ke 54% dari tingkat biasa. Para saksi melaporkan penutupan layanan data seluler dan wifi.