CEO BioNTech-Pfizer Sedang Menguji Keampuhan Vaksinnya pada Varian Baru Covid-19 dari Inggris

- 2 Januari 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.*
Ilustrasi vaksin Covid-19.* /Unplash.com/Hakan Nural/

SEMARANGKU – CEO BioNTech-Pfizer tengah menguji keampuhan vaksinnya pada varian baru Covid-19 yang berasal dari Inggris, akan memakan waktu berapa lama? simak penjelasannya di sini.

Sebagaimana diketahui perusahaan baru bioteknologi Jerman BioNTech yang bekerja sama dengan mitranya itu Pfizer telah memimpin peningkatan produksi vaksin Covid-19.

Seiring berkembangnya wabah hingga ditemukan varian baru Covid-19, BioNTech dan Pfizer bekerja sama dalam menguji keampuhan vaksin buatan mereka pada varian baru tersebut.

Baca Juga: Melalui Web dan WA Bisa Dapat Diskon Listrik PLN Bulan Ini! Intip Langkah-langkahnya

Baca Juga: Terungkap Sosok Pelaku Peleceh Lagu Indonesia Raya dan Fakta Mengejutkan Tentangnya

Perusahaan baru bioteknologi Jerman telah memimpin perlombaan vaksin tetapi suntikannya lambat untuk tiba di Uni Eropa karena persetujuan yang relatif lambat dari regulator kesehatan blok dan ukuran kecil pesanan yang ditempatkan oleh Brussel.

Penundaan tersebut menyebabkan kekhawatiran di Jerman, di mana beberapa daerah harus menutup sementara pusat vaksinasi beberapa hari setelah peluncuran upaya inokulasi pada 27 Desember.

CEO BioNTech Ugur Sahin mengatakan vaksin BioNTech-Pfizer, yang menggunakan messenger RNA untuk menginstruksikan sistem kekebalan manusia untuk melawan virus corona, harus mampu mengatasi varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris yang tampaknya lebih menular.

Baca Juga: Golongan Napi Ini dapat Asimilasi dari Kemenkumham untuk Kurangi Risiko Penularan Covid-19 di Lapas

Baca Juga: Simak Cara Agar Lolos Pendaftaran Kartu Prakerja yang Dibuka Tahun 2021 di www.prakerja.go.id

“Kami sedang menguji apakah vaksin kami juga bisa menetralkan varian ini, dan akan segera mengetahui lebih banyak,” ujarnya, dikutip dari South China Morning Post.

Ditanya tentang mengatasi mutasi yang kuat, dia mengatakan dimungkinkan untuk mengubah vaksin sesuai kebutuhan dalam enam minggu - meskipun perawatan baru semacam itu mungkin memerlukan persetujuan peraturan tambahan.

Sahin mendirikan BioNTech bersama istrinya, Oezlem Tuereci, yang merupakan kepala petugas medis perusahaan. Keduanya menyalahkan keputusan UE untuk menyebarkan pesanan dengan harapan lebih banyak vaksin akan segera disetujui.

Baca Juga: Iran Tegang! Pesawat Pengebom Tercanggih AS Terbang di Langit Irak, Serangan Donald Trump Datang

Baca Juga: Waduh! Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Lampaui 50 Persen, Berikut Informasi Detailnya

AS memesan 600 juta dosis vaksin BioNTech-Pfizer pada Juli, sementara UE menunggu hingga November untuk memesan setengah dari ukuran itu.

“Pada titik tertentu menjadi jelas bahwa tidak mungkin untuk menyampaikan secepat itu,” kata Tuereci Spiegel. “Saat itu sudah terlambat untuk melakukan perintah lanjutan.”

BioNTech berharap dapat meluncurkan lini produksi baru di Marburg, Jerman, pada Februari yang dapat menghasilkan 250 juta dosis pada paruh pertama tahun ini, kata Sahin.

Baca Juga: Innalillahi, Ganjar Pranowo Berduka: Semoga Dosa-dosa Beliau Diampuni Allah SWT

Baca Juga: Saksikan Lanjutan Perang Mahabharata Malam Ini, Berikut Jadwal Acara ANTV Hari Sabtu, 2 Januari 2021

Pembicaraan sedang dilakukan dengan pabrikan kontrak tentang meningkatkan produksi dan harus ada kejelasan yang lebih besar pada akhir Januari, tambahnya.

Sahin juga mengatakan, BioNTech akan membuat vaksinnya yang membutuhkan penyimpanan sekitar minus 70 Celcius (minus 94 Fahrenheit), lebih mudah ditangani.

Vaksin generasi berikutnya yang akan disimpan pada suhu yang lebih tinggi dapat siap pada akhir musim panas.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah