Mengejutkan! Mata-Mata Donald Trump Ungkap Fakta China Atas Perang Dunia Kedua

- 5 Desember 2020, 15:15 WIB
Ilustrasi Perang Dunia Kedua.*
Ilustrasi Perang Dunia Kedua.* /jarmoluk/Pixabay

SEMARANGKU - Pejabat tinggi intelijen AS pemerintahan Donald Trump meningkatkan serangan keras terhadap Beijing pada hari Kamis, 3 November 2020.

Dia menyebut bahwa China sebagai ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua .

"Beijing bermaksud untuk mendominasi AS dan seluruh planet secara ekonomi, militer dan teknologi," kata Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe, dikutip dari The Jerusalem Post.

Baca Juga: Hati-hati! Posting Berita Hoaks Vaksin Covid-19 akan Dihapus Facebook dan Instagram Otomatis

Baca Juga: Ganjar Cek Kesiapan Asrama Haji Donohudan untuk Jadi Tempat Isolasi Terpusat dengan 873 Orang

Ratcliffe, mantan anggota Kongres Partai Republik yang ditunjuk oleh Trump untuk jabatan mata-mata tertinggi AS musim semi lalu.

Ia mengatakan China merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini, dan ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua.

Dia mengungkapkan strategi China yaitu untuk mencuri kekayaan intelektual perusahaan Amerika, menyalinnya, dan kemudian menggantikan perusahaan AS di pasar global.

Baca Juga: Para Pengungsi Pengungsian Merapi akan Dites Swab Antigen, Ada yang Positif Covid-19?

Baca Juga: Wajib Tahu! Tanda-tanda Erupsi Gunung Semeru dan Upaya Mitigasi dari BNPB

Kemudian, Ratcliffe menyinggung laporan yang dikumpulkan oleh badan intelijen AS bahwa perwakilan China berusaha mencampuri politik dalam negeri AS.

Dia juga menuduh bahwa China telah mencuri teknologi pertahanan AS untuk mendorong rencana modernisasi militer agresif Presiden Xi Jinping.

"Pemilihan sudah berakhir. Sekarang mari kita semua jujur tentang China," kata Ratcliffe kepada wartawan.

Baca Juga: Lagi-Lagi Pesta Ini di Waktu Senggang, Anggota DPRD Diringkus Polisi, Ada Apa?

Baca Juga: Advokat Inggris Mengecam Gerakan Anti Muslim Prancis, Staf Pemerintah Dikutuk Masuk Daftar Hitam

Di antara masalah lainnya, Washington dan Beijing telah bentrok mengenai penanganan wabah virus korona oleh China, cengkeramannya yang semakin ketat di Hong Kong, klaim yang disengketakan di Laut China Selatan, perdagangan dan tuduhan kejahatan hak asasi manusia di Xinjiang.

Kemudian, argumentasi mata-mata Donald Trump dipatahkan oleh seorang juru bicara kedutaan besar China menolak persepsi yang dia ujarkan dan mengklaim munafik.

“Beijing sering meminta para pemimpin AS untuk memutar balik retorika mereka tentang China, yang disalahkan karena ketakutan akan peran China yang semakin meningkat di dunia,” imbuhnya.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: The Jerusalem Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x