Bakal Vaksin Covid-19 Sudah Diracik, Namun Peneliti Bingung Cara Mendistribusikan!

24 Agustus 2020, 08:16 WIB
Bakal Vaksin Covid-19 Sudah Diracik, Namun Peneliti Bingung Cara Mendistribusikan! /

SEMARANGKU - Salah satu upaya untuk menghilangkan pandemi Covid-19, yang dilakukan oleh para ilmuwan adalah dengan membuat vaksin Covid-19.

Hingga saat ini, para ilmuwan dari berbagai sedang bekerja sama untuk meracik vaksin Covid-19.

Akan tetapi, tampaknya masalah lain diprediksi akan timbul, masalah tersebut adalah tentang bagaimana mendistribusikan vaksin Covid-19 ke tujuh miliar orang di dunia.

Baca Juga: Jadwal Tayangan Acara NET TV Hari Ini, Senin, 24 Agustus 2020, Ada Mengenang 100 Hari Didi Kempot

Baca Juga: Zodiak Hari Ini Senin, 24 Agustus 2020, Aries dan Sagitarius Dapat Kabar Baik!

Sebagaimana dilansir Semarangku dari artikel di laman Pikiran Rakyat yang berjudul: Bagaimana Cara Berikan Vaksin Corona pada 7 Miliar Orang di Bumi? Ketua VMIC: Seperti Membuat Kue

Di Inggris, perwujudan dari usaha tersebut ada di Harwell Science Campus, di sebuah bandara bekas militer angkatan udara di Oxfordshire.

Tempat ini akan diubah menjadi Vaccines Manufacturing and Innovation Centre (VMIC) milik Inggris, rencana alih fungsi bandara yang diajukan karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Samsung Galaxy Tab S7 Plus 2020 Harga dan Spesifikasi, Generasi Penerus Seri S

Baca Juga: Balikpapan Berlakukan Perwali Terkait Sanksi Bagi Pelanggar Protokol Kesehatan, Mulai Hari Ini!

“Kami telah memadatkan jadwal pembuatan vaksin sampai hampir setengahnya. Maka yang awalnya kami jadwalkan di akhir tahun 2022, sekarang dipercepat ke tahun 2021,” ujar Matthew Duchars, ketua eksekutif VMIC, seperti dilaporkan BBC pekan lalu.

‘Seperti membuat kue’

Duchars belum mengambil cuti liburan musim panas karena ia tahu tempat kerjanya (VMIC) dapat menjadi tempat diproduksinya vaksin Oxford University. Ia terus berkomunikasi dengan tim di Jenner Institute, yang berlokasi di dekat universitas Oxford.

Duchars menyebut pekerjaan ini adalah tanggung jawab yang berat.

“Pemroduksian vaksin yang cepat dan efektif itu penting tidak hanya untuk Inggris, tetapi juga untuk seluruh dunia” ujarnya.

Baca Juga: KontraS Sulawesi Kecam Tindakan Penenggelaman Kapal dan Penangkapan Nelayan Kodingareng

Baca Juga: Konflik Lebanon Belum Usai, Hizbullah Hancurkan Drone Israel

“Perumpamaannya seperti membuat kue di rumah. Anda bisa menghabiskan berjam-jam menyiapkan satu kue paling sempurna, tetapi kalau sekarang Anda harus membuat 70 juta kue yang sama sempurna juga. Oleh karena itu, pembuatan vaksin ini adalah tantangan yang berat.”

Perumpamaan tersebut belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kenyataannya.

Bahkan, meskipun hasil pengujian vaksin secara global belum ada, Oxford University telah menyiapkan ruangan-ruangan laboratorium sementara untuk segera memulai proses manufaktur vaksin.

Pada akhirnya, manusia perlu membuat miliaran dosis vaksin covid-19 yang tipenya berbeda-beda. Vaksin tersebut harus dibuat/diolah, didistribusi, dan divaksinasi ke seluruh dunia.

Aliansi Vaksin Internasional – Gavi – mendorong negara-negara untuk mulai memikirkan pengedaran vaksin Covid-19 dari sekarang.

Baca Juga: Konflik Lebanon Belum Usai, Hizbullah Hancurkan Drone Israel

Baca Juga: Komunitas Media Sosial Yogyakarta Bantu Pemerintah untuk Tangani Covid-19

Akan tetapi, bekerja sama dengan negara lain secara internasional tidaklah mudah. Banyak negara maju telah bekerja sama dengan perusahaan obat lain. Tujuannya untuk mengamankan stok vaksin bagi negara mereka begitu vaksin ditemukan.

Nasinalisme vaksin

Seth Berkley, CEO Gavi, mengatakan salah satu kendala terbesar yang ia hadapi adalah “nasionalisme vaksin”.

“Menurut saya kita semua butuh negara-negara untuk memikirkan hal ini secara global. Bukan hanya karena ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, tetapi juga karena adanya masalah keuntungan pribadi,” ujarnya.

“Jika anda memiliki banyak virus menyebar di seluruh dunia, Anda tidak bisa kembali jual-beli, travel atau beraktivitas seperti biasa. Penting untuk berpola pikir seperti itu: “Selama orang lain masih belum aman, kita juga belum.”

Baca Juga: PLN Siapkan Proyek Listrik di Ibu Kota Baru Tahun 2024

Baca Juga: Hasil PSG vs Bayern Munchen: Satu Gol dari Coman, Bawa Munchen Raih Gelar Juara Liga Champions

Selain berusaha memastikan para negara berkembang mendapat vaksin yang tepat, Berkley juga mesti memikirkan apakah jumlah botol kaca yang ada di dunia cukup. Terdapat laporan bahwa produksi gelas mungkin akan menghambat distribusi vaksin.

“Kami khawatir akan hal itu,” ujar Berkley, “maka kami memesan botol obat yang cukup untuk dua miliar dosis. Dua miliar adalah dosis yang kami harap siap didistribusi di akhir tahun 2021.”

Jika botol obat merupakan masalah yang mungkin terjadi, begitu juga lemari pendingin, karena kebanyakan vaksin perlu disimpan dalam suhu yang rendah.

Menjaga suhu vaksin

Profesor Toby Peters, seorang ahli logistik rantai pendingin di Birminghan University, membantu organisasi seperti Gavi dalam bagaimana mereka dapat memaksimalkan kapasitas kulkas yang telah ada di negara-negara berkembang.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING PSG vs Bayern Munchen Babak Final Liga Champions di Vidio dan Tautan Gratis

Baca Juga: LINK Live Streaming PSG vs Bayern Munchen Final Liga Champions di Vidio dan Tautan Gratis

Ia mengatakan: “Tidak hanya lemari pendingin vaksin, tetapi bagian yang lainnya juga: seperti palet untuk melindungi vaksin di pesawat; kendaraan yang membawa vaksin ke toko-toko, dan juga motor dan orang yang membawanya ke masyarakat. Semua hal ini harus bekerja dengan baik.”

Professor Peters telah berbicara dengan perusahaan makanan dan minuman global, tujuannya untuk meminjam tempat penyimpanan rantai pendingin untuk projek raksasa ini.

Agar distribusi vaksin dapat diatur dengan baik, negara-negara mesti memprioritaskan siapa yang terlebih dahulu mendapat vaksin.Siapa yang paling depan di antrean?

Dr Charlie Weller, kepala penelitian vaksin di Wellcome Trust Inggris, mengatakan bahwa negara-negara harus segera mendiskusikan hal yang serius.

Baca Juga: Maverick Vinales Mengaku Rem Motor Meledak dan Sengaja Lompat, Kini Dia Lupakan Gelar Juara Dunia

Baca Juga: Dynamite BTS Sukses Besar, Jimin Cs Ajak ARMY Rayakan Bersama, Mau Ikut, Begini Caranya, Cek Link

“Siapa yang memerlukan vaksin ini? Grup mana yang paling riskan Covid-19? Dan siapa prioritas tertinggi untuk vaksin ini? Karena kami yakin bahwa kebutuhan vaksin awal kemungkinan besar melebihi stok yang ada, maka keputusan harus segera dibuat”

Bahkan melakukan vaksinasi itu sendiri juga tidak akan mudah.

Contohnya, Inggris berencana untuk menggunakan tempat pemungutan suara sebagai cara untuk memproses populasi yang ada. Tetapi untuk negara berkembang, proses vaksinasi ini akan lebih sulit lagi.

Dr Weller bersikeras kuncinya adalah sistem perawatan kesehatan yang baik, dengan petugas yang memiliki kompetensi untuk mengimunisasi grup target.

Baca Juga: Langkah-langkah Membuat Film yang Selalu Dilakukan Oleh Pembuat Film, Simak!

Baca Juga: Pendapatan 4 Agensi K-Pop, Big Hit Entertainment Raih Jumlah Fantastis

Semua ilmuwan berpikir vaksin pasti akan ditemukan. Tetapi banyak dari mereka tidak bisa tidur melihat skala dari apa yang perlu dilakukan agar vaksin tersebut dapat didistribusi ke miliaran orang di seluruh dunia. (FN)(Huminca Sinaga/Pikiran Rakyat)***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler