Profil Lengkap Shou Zi Chew, CEO Muda yang Dikecam Kongres AS soal Ancaman Keamanan Data di TikTok

25 Maret 2023, 17:20 WIB
Shou Zi Chew, CEO aplikasi TikTok. /The Wallstreet Journal

 

SEMARANGKU - Shou Zi Chew, Chief Executive Officer (CEO) aplikasi sosial media TikTok tak lama ini telah mendapatkan kritikan tajam dari komite Kongres AS.

Pihak Amerika menuding TikTok akan menyabotase sistem yang melindungi keamanan data dan penggunanya.

Pertemuan tersebut berlangsung pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2023, di saat situasi memanas, Shou Zi Chew nampak mencoba meluruskan permasalahan terkait rencana TikTok yang sedang dibahas oleh seluruh peserta.

Shou Zi Chew meyakinkan semuanya bahwa TikTok sudah sangat kompeten dalam pengelolaan data dan privasi pemakainya sangat aman.

Baca Juga: Pesawat Tempur Rusia Usir 2 Pesawat Pengebom Amerika Serikat di Laut Baltik

Ia bahkan mempertanyakan mengapa negara Paman Sam tersebut berusaha membatasi ruang gerak TikTok.

Tak sedikit anggota Kongres menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat Shou Zi Chew.

Alih-alih menjawab pertanyaan bos TikTok, mereka malah membalas balik dengan ancaman ingin memboikot jejaring sosial media asal Tiongkok tersebut.

Mereka menilai TikTok adalah suatu ancaman keamanan nasional. Anggota Kongres dengan tegas mengatakan kepada Shou Zi Chew bahwa aplikasi besutan ByteDance itu sebentar lagi akan dilarang di Amerika Serikat.

Baca Juga: Tinggalkan Rusia, Xi Jinping Sepakat akan Buat Tatanan Dunia Baru Bersama Vladimir Putin

Profil lengkap Shou Zi Chew

Shou Zi Chew diketahui lahir di Singapura pada tahun 1983. Ia menyelesaikan wajib militernya pada saat remaja sekaligus dikenal sebagai mantan salah satu anggota tentara cadangan negeri Singa.

Shou kemudian melanjutkan pendidikannya ke University College London dan sukses meraih gelar sarjana di bidang ekonomi di tahun 2006.

Setelah lulus, pria berusia 40 tahun tersebut mendapatkan kesempatan berkarir sebagai bankir investasi di Goldman Sach London selama 2 tahun.

Di tahun 2008, ia memutuskan meninggalkan pekerjaannya dan pindah ke Amerika Serikat untuk memperdalam ilmunya dengan mendaftar studi di Harvard Business School. Setahun setelahnya, Shou Zi Chew memperoleh tawaran magang di Facebook yang saat itu masih dikenal sebagai perusahaan rintisan.

Shou menuntaskan masa menimbal ilmu barunya di Harvard pada tahun 2010. Kemudian dia berpindah lagi untuk bekerja di perusahaan modal ventura bermarkas di Hongkong dan di sebuah pabrikan alat elektronik di Beijing.

Ia melakoni profesinya selama kurang lebih 10 tahun lalu ByteDance, perusahaan induk dari platform TikTok, menggaetnya. Shou Zi Chew didapuk menjadi CEO dan direktur keuangan Bytedance.

CEO TikTok sebelumnya dijabat oleh Kevin A. Mayer, akan tetapi ia meninggalkan posisi tersebut setelah 3 bulan ditetapkan sebagai pemimpin. Gaya bekerja Shou dianggap cukup unik, ia mengendalikan TikTok dari Singapura dan sering bepergian ke luar negeri terutama ke Amerika.

Di AS, ia bertemu dengan jodohnya Vivian Kao, seorang warga Taiwan-Amerika yang dibesarkan di Bethesda, Md., Harvard.

Nama Shou Zi Chew sangat diperhitungkan di kalangan pegiat teknologi Amerika Serikat dan China. Ia diklaim cukup sukses mendinginkan suasana tegang yang berlangsung saat pertemuan Komite Energi dan Perdagangan Amerika yang membahas isu TikTok mengancam keamanan negara adikuasa tersebut.

Dalam suatu kesempatan wawancara, Shou mengungkapkan hadirnya ia di sidang Kongres merupakan sebuah kesempatan untuk mengklarifikasi upaya yang sedang dilakukan oleh perusahaannya saat ini.

Dia mengucapkan Tiktok kini tengah membangun sejumlah firewall untuk menutup data pengguna Amerika yang dilindungi dari akses tak dikenal. Adapun langkahnya juga dengan membentuk perusahaan baru untuk mengawasi prosesnya.

Shou Zi Chew juga menambahkan TikTok berencana untuk mengambil data pengguna Amerika dan mengirimkannya ke dewan independen setempat untuk ditinjau kembali.

Semua proses penanganan dan penjagaan datanya melibatkan pihak AS tanpa ada intervensi dari siapapun. Hanya Amerika yang memegang kontrol penuh ke seluruh akses.

"Hari ini, data TikTok AS disimpan secara default di server Oracle (perusahaan teknologi Amerika). Hanya personil yang disebut Keamanan Data AS TikTok, yang dapat mengontrol akses ke data ini," pungkas Shou Zi Chew.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler