Bawa Misi Perdamaian dan Ekonomi Xi Jinping Kunjungi Putin di Moskow, Sementara AS dan Ukraina Cemas

21 Maret 2023, 17:10 WIB
Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan) di Moskow /Anadolu /

SEMARANGKU - Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia yang disambut hangat oleh sekutunya, Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin dan Xi saling menyapa sebagai teman baik ketika mereka bertemu di Istana Kremlin pada Senin, 20 Maret 2023. 

Mereka mengadakan pembicaraan informal selama hampir 4,5 jam, dan pembicaraan resmi dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa, 21 Maret 2023.

Ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Xi Jinping sejak ia memenangkan pemilihan presiden untuk ketiga kalinya. Dalam pertemuan ini kedua kepala negara itu sepakat untuk meningkatkan kerjasama ekonomi.

Baca Juga: Putin Diam-Diam Kunjungi Wilayah Garis Depan Perang Rusia-Ukraina, Krimea dan Mariupol

Kepala negara China selama ini menggambarkan Beijing sebagai kandidat potensial untuk membawa kedamaian di Ukraina, meski Xi Jinping malah memperdalam hubungan ekonomi dengan Rusia. 

Setelah membantu mengurangi ketegangan antara Arab Saudi dan Iran awal bulan ini, Xi menggunakan kunjungan ini untuk mempromosikan 12 poin proposal perdamaian, untuk menyelesaikan perang di Ukraina.

Rencana perdamaian China mendapat respon hangat dari Kyiv dan Washington. Namun, Xi lebih mungkin berhasil dalam mempererat kerja sama ekonomi dengan Putin, yang semakin dalam di tengah meningkatnya isolasi kepada Moskow.

Baca Juga: 2 Pilot Jet Tempur Rusia dapat Penghargaan Setelah Drone Amerika Jatuh ke Laut Hitam

Sementara, AS mengecam kunjungan Xi tersebut dengan mengatakan lawatan China dilakukan pada waktu yang tidak tepat.

Rusia sudah mempromosikan rencana kunjungan Xi Jinping selama berbulan-bulan. Namun kunjungan Xi terjadi setelah Putin mendapat surat perintah penangkapan oleh ICC, atas tuduhan kejahatan perang.

Kunjungan ini bisa diindikasikan bahwa Beijing memberi Moskow perlindungan diplomatik untuk melakukan kejahatan lainnya. China menyatakan perintah penangkapan terhadap Putin menunjukkan standar ganda.

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby mengatakan Xi seharusnya menggunakan pengaruhnya untuk menekan Putin menarik mundur pasukan Rusia dari Ukraina.

AS khawatir dengan kemungkinan jika China malah menyerukan gencatan senjata yang akan membuat pasukan Rusia tetap bertahan di Ukraina.

China telah mengeluarkan proposal untuk menyelesaikan krisis Ukraina, yang sebagian besar ditolak Barat, karena dipandang sebagai taktik untuk mengulur waktu bagi Putin,  untuk menyusun kembali pasukannya dan memperkuat cengkraman Rusia di tanah yang didudukinya.

AS mengeluarkan pernyataan dalam minggu ini bahwa mereka takut China akan mempersenjatai Rusia, yang langsung dibantah pihak Beijing.

Analisis Politik Luar negeri mengatakan Putin akan mencari dukungan kuat dari Xi atas Ukraina, walau mereka ragu kunjungan Xi ke Moskow kali ini akan menghasilkan dukungan militer.

Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan perang tidak akan berakhir hingga Rusia menarik mundur seluruh pasukannya.

Ukraina dengan hati-hati menyambut proposal perdamaian Beijing ketika dikeluarkan bulan lalu. Zelensky mewanti-wanti China, perang dunia ketiga bisa terjadi jika mereka mempersenjatai Rusia dan telah meminta Xi untuk berbicara dengannya.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler