Rusia Umumkan Data Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina, Personil Terbanyak Datang dari Polandia

19 April 2022, 09:44 WIB
Rusia Umumkan Data Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina, Personil Terbanyak Datang dari Polandia /Pixabay/Military_Material

SEMARANGKU – Rusia umumkan data tentang tentara bayaran asing dari berbagai negara untuk membela Ukraina.

Ukraina telah banyak menerima tentara bayaran asing demi perang melawan Rusia, dan Rusia kabarnya telah memiliki data dari mana saja mereka datang.

Data-data tentara bayaran asing di Ukraina ini paling banyak berasal dari Polandia yaitu sejumlah 1.717 personil, Rusia juga mengatakan beberapa negara lain yang ikut sumbangsih atas hal ini.

Seperti dikutip dari laman www.rt.com, Rusia telah mempublikasikan data tentara bayaran asing untuk bela Ukraina.

Baca Juga: Rusia Tuding Israel Gunakan Ukraina sebagai Pengalihan Isu Palestina, Kremlin Kutuk Pendudukan di Tepi Barat

Angka-angka ini telah diumumkan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

Diperkirakan 6.824 tentara bayaran asing dari 63 negara telah datang ke Ukraina untuk memperjuangkan pemerintahan Volodymyr Zelensky, kata Kementerian Pertahanan Rusia, Minggu, 17 April 2022 lalu.

Dari jumlah tersebut, 1.035 telah "dihancurkan", sementara beberapa ribu masih tersisa.

Empat ratus pejuang asing bersembunyi di Mariupol, di mana pasukan nasionalis, termasuk pejuang neo-Nazi, telah menolak untuk menyerah.

Baca Juga: Nokia Angkat Kaki dari Rusia, Seiring Minat Finlandia dan Swedia Bergabung dengan Aliansi Militer NATO

Mereka tetap bergabung dengan batalyon nasionalis Ukraina di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, kata Konashenkov.

Kelompok pejuang asing itu berasal dari berbagai negara seperti:

1. Polandia 1.717

2. AS, Kanada, dan Rumania 1.500

3. Inggris dan Georgia 300

4. wilayah Suriah yang dikuasai Turki 193

Igor Konashenkov menjelaskan 1.035 tentara bayaran asing telah dibunuh oleh pasukan Rusia.

Sebanyak 912 melarikan diri dari Ukraina, meninggalkan 4.877 yang aktif di kota-kota Kiev, Kharkov, Odessa, Nikolaev dan Mariupol.

Dengan sebagian besar kota di bawah kendali Rusia, pasukan ini telah menggali di pabrik metalurgi Azovstal yang luas, sebuah kompleks pabrik raksasa yang dibangun Soviet yang tersebar di 11 kilometer persegi.

“Kebanyakan dari mereka adalah warga negara-negara Eropa, serta Kanada,” kata Konashenkov.

Ia juga menambahkan bahwa pasukan Rusia telah mencegat komunikasi radio dari pabrik dalam enam bahasa asing.

Setelah penyerahan lebih dari 1.000 anggota Brigade Marinir ke-36 Ukraina di Pabrik Baja dan Besi Ilyich di Mariupol awal pekan ini, yang dibantah Ukraina, militer Rusia menawarkan kepada para pembela di Azovstal kesempatan terakhir untuk meletakkan senjata dan menyerah pada hari Minggu pagi, 17 April 2022.

Pihak Rusia menjanjikan bahwa semua orang yang meletakkan senjata mereka dijamin keselamatan hidupnya.

Jika sampai Minggu sore terjadi perlawanan lebih lanjut maka semua akan dihancurkan, ancam Rusia.

"Saya ingatkan bahwa tentara bayaran asing tidak memiliki status 'pejuang' di bawah Hukum Humaniter Internasional," kata Konashenkov.

“Mereka datang ke Ukraina untuk mendapatkan uang dengan membunuh Slavia. Oleh karena itu, yang terbaik yang menunggu mereka adalah pertanggungjawaban pidana dan hukuman penjara yang lama,” tegasnya.

Pemerintah Ukraina di Kiev menjanjikan masuk bebas visa bagi orang asing yang bersedia mengangkat senjata demi melawan pasukan Moskow.

Para calon tentara bayaran asing ini datang ke kedutaan besar Ukraina di seluruh Barat dan mendaftar untuk berperang.

Hal ini bahkan mendapat restu dari pemerintah negara mereka berasal.

Namun seiring berjalannya waktu, Ukraina mempersempit proses perekrutan ini.

Mereka hanya menerima tenaga terlatih dalam bidang militer.

Seorang juru bicara yang disebut "Legiun Internasional" Ukraina mengatakan kepada media Kanada bahwa mengirim sukarelawan yang tidak terlatih ke garis depan hanya menjadi penghalang daripada bantuan, dan persediaan senjata api dan amunisi semakin menipis.

Mereka dikirim ke garis depan dengan senjata dan amunisi yang tidak memadai.

“Hingga 180 tentara bayaran asing dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan,” kata Konashenkov saat itu.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler