Perang Ukraina Soroti Keretakan Hubungan AS dengan Arab Saudi dan UEA, Begini Komentar Gedung Putih

22 Maret 2022, 19:12 WIB
Perang Ukraina Soroti Keretakan Hubungan AS dengan Arab Saudi dan UEA, Begini Komentar Gedung Putih /Kolase foto Twitter.com/@KremlinRussia_E dan Instagram.com/@potus

SEMARANGKU - Perang di Ukraina telah menyoroti keretakan hubungan AS dengan Arab Saudi dan UEA.

Di tengah perang Rusia di Ukraina yang sudah memasuki minggu keempat, keretakan hubungan AS dengan Arab Saudi dan UEA mulai nampak.

Pemerintahan Joe Biden telah mempromosikan persatuan global melawan perang Rusia, namun justru konflik tersebut mengungkap keretakan hubungan AS dengan Arab Saudi dan UEA.

Menurut analis, keretakan hubungan terlihat karena UEA dan Arab Saudi mengejar kepentingan mereka sendiri, ketika AS mendesak front persatuan melawan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Baca Juga: Situasi Makin Buruk, Militer Ukraina Imbau Penduduk Bersiap Hadapi Serangan Rusia, Zelenskyy Menyerah?

Manifestasi terbaru dari keretakan yang tampak ini terjadi minggu lalu ketika UEA menjamu Presiden Suriah, Bashar al-Assad, meskipun ada peringatan berulang-ulang dari AS.

AS memperingatkan UEA untuk tidak menormalisasi hubungan dengan pemerintah di Damaskus.

Itu adalah kunjungan pertama Assad ke negara Arab sejak perang saudara Suriah pecah pada 2011.

Pertemuan ini terjadi beberapa minggu setelah presiden Suriah menyatakan dukungan penuh untuk perang Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Tuduh Rusia Bubarkan Protes dengan Menggunakan Kekerasan dan Granat Kejut

“Assad datang ke UEA, tak lama setelah negara Teluk Arab memilih untuk abstain dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan Rusia ke Ukraina bulan lalu, memberi tahu kami bahwa Emirat sangat serius untuk menegaskan otonomi mereka dari Amerika Serikat,” ujar Giorgio Cafiero, CEO Gulf State Analytics, dikutip dari Al Jazeera.

Sebuah laporan media yang bersumber secara anonym menuduh bahwa para pemimpin Saudi dan Emirat menolak panggilan dari Presiden AS Joe Biden.

Pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab Saudi sedang dalam pembicaraan dengan China untuk membuang dolar AS demi yuan untuk melakukan transaksi minyak dengan Beijing.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa bulan ini Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman serta Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan telah menolak panggilan dari Biden.

Namun, Gedung Putih berkomentar dengan menolak laporan itu sebagai informasi yang tidak akurat.

AS telah berulang kali menekankan pentingnya hubungannya dengan Arab Saudi dan UEA.

Cafiero mencatat bahwa UEA tidak akan meninggalkan hubungannya dengan AS.

Hal ini karena Washington tetap menjadi penjamin keamanan Abu Dhabi.

Dia menambahkan bahwa UEA menikmati posisi yang sangat kuat di AS.

“Kepemimpinan di Abu Dhabi sangat yakin dapat mengambil langkah-langkah yang mengecewakan Washington, seperti menyambut Bashar al-Assad ke Dubai dan Abu Dhabi, tanpa harus membayar mahal dalam hubungannya dengan AS,” pungkas Cafiero.

Namun, AS mengeluarkan kritik publik yang jarang terhadap Abu Dhabi atas kunjungan Assad.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price bahwa AS sangat kecewa dengan UEA yabg menyambut Bashar al-Assad.

Dorongan Abu Dhabi untuk menormalkan hubungan dengan Assad telah berlangsung selama bertahun-tahun meskipun ada protes dari Washington.

Namun, keluhan utama UEA dengan AS tampaknya adalah mengenai Yaman, bukan Suriah.

Itulah perang di Ukraina menyoroti keretakan hubungan AS dengan Arab Saudi dan UEA, begini komentar Gedung Putih.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler